Embriologi & Genetik

[Embriologi & Genetik][bsummary]

vehicles

[vehicles][bigposts]

business

[Embriologi & Genetik][twocolumns]

Media Pertumbuhan (Buatan) Mikrobiologi


A.    PENGERTIAN MEDIA
PENGERTIAN DAN DEFINISI MEDIA PERTUMBUHAN
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut. 

Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya. Dengan media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme, identifikasi dan membuat kultur murni. 

Komposisi media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan identifikasi mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing pembuatan suatu media. 




Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo,1996).


B.   MANFAAT DAN FUNGSI MEDIA
Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain itu media juga berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium. 

Media juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat koloni/pertumbuhan mikroorganisme, serta sifat-sifat biokimiawinya. 

Di  dalam laboratorium mikrobiologi kedokteran media juga dapat digunakan untuk pembuatan antigen, toksin dan untuk pasasi kuman dengan tujuan perubahan virulensi dan lain-lain.


C.  PERSYARATAN MEDIA
Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis sebagai pengganti keadaan alam, maka diperlukan persyaratan tertentu agar bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam media. Persyaratan tersebut yaitu :
  1. Media harus mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri.
  2. Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan bakteri. 
  3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.


D. KOMPOSISI PERTUMBUHAN
1. Tingkat keasaman (pH)
Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH 4,6 – 7,0 merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan kapang dan khamir tumbuh pada pH yang lebih rendah.

2. Suhu
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum tertentu untuk pertumbuhannya. 

Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhan, mikroba dibedakan atas tiga kelompok sebagai berikut :
  1. Psikrofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan pada suhu 0-20 derajat Celcius.
  2. Mesofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan 20- 45 derajat Celcius.
  3. Termofil, yaitu mikroba yang suhu pertumbuhannya diatas 45 derajat Celcius.



    Kebanyakan mikroba perusak pangan merupakan mikroba mesofil, yaitu tumbuh baik pada suhu ruangan atau suhu kamar. Bakteri pathogen umumnya mempunyai suhu optimum pertumbuhan sekitar 37 derajat Celcius, yang juga adalah suhu tubuh manusia. 

Oleh karena itu suhu tubuh manusia merupakan suhu yang baik untuk pertumbuhan beberapa bakteri pathogen. Mikroba perusak dan pathogen umumnya dapat tumbuh pada kisaran suhu 4–66 derajat Celcius.

3. Nutrient
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. 

Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. 

Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.

4. Oksigen
Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya. Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, mikroba dibedakan atas 4 kelompok sebagai berikut:
  • Aerob, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
  • Anaerob, yaitu mikroba yang tumbuh tanpa membutuhkan oksigen.
  • Anaerob fakultatif, yaitu mikroba yang dapat tumbuh dengan atau tanpa adanya oksigen.
  • Mikroaerofil, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen pada konsentrasi yang lebih rendah daripada konsentrasi oksigen yang normal di udara. Mikroba perusak pangan sebagian besar tergolong aerob, yaitu membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya, kecuali bakteri yang dapat tumbuh pada saluran pencernaan manusia yang tergolong anaerob fakultatif.

5.  Tekanan osmosis
Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan osmose lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami plasmolisis.  

Sebaliknya tekanan osmose lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel membengkak dan juga dapat mengakibatkan rusaknya sel.  

Oleh karena itu dalam mempertahankan hidupnya, sel bakteri harus berada pada tingkat tekanan osmose yang sesuai, walaupun sel bakteri memiliki daya adaptasi, perbedaan tekanan osmose dengan lingkugannya tidak boleh terlalu besar.

 6. Sterilitas
 Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.

E.  BAHAN PEMBUATAN MEDIA
1.  Bahan Dasar
  • Air (H2O) sebagai pelarut
  • Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh   mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45oC.
  • Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
  • Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat.


2.  Nutrisi atau Zat Makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.

1) .  Sumber karbon
Molekul organik umumnya mengandung karbon sebagai tulang punggungnya seperti karbohidrat, lemak, protein yang terdapat pada pepton, glukosa, dll. Bahan organik inilah yang menjadi sumber karbon utama untuk mikroorganisme heterotrof yang umum dikultivasi.

2).  Sumber nitrogen
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain yang terkandung pada peptone, meat extract, atau tryptose. Sejumlah mikroba juga dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.

3).  Sumber oksigen
Untuk mikroorganisme heterotrof yang dikulturkan pada cawan, sebagian besar oksigen didapatkan langsung dari udara sedangkan mikroorganisme yang dikultur pada media cair sumber oksigen berasal dari oksigen yang terlarut air.

Oleh karena itu aerasi pada kultur cair dapat meningkatkan pasokan oksigen kepada mikroorganisme.

4).  Sumber fosfat
Sumber fosfat organik seperti beberapa protein, kofaktor atau ATP yang dapat dijumpai pada bahan yeast extract atau pepton. Namun hampir semua mikroorganisme dapat  

memanfaatkan fosfat anorganik yang ditambahkan langsung pada media sepertipotassium phosphate, sodium phosphate dll. (Prescott & Harley, 2002:98).

5. Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace element).
Pada lingkup media pada cawan petri, unsur mikronutrien (Zn, peralatan gelas. Fungsi mikronutrien ini umumnya menjadi bagian dari enzim atau kofaktor untuk menjadi katalis reaksi atau menjaga struktur protein. 

Oleh karena itu pembuktian kebutuhan unsur mikronutrien sangat sulit dilakukan dalam skala laboratorium karena setiap jenis mikroorganisme membutuhkannya dalam jumlah yang sangat sedikit (Prescott & Harley, 2002:96).

3.     Bahan Tambahan
  1. Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme.
  2. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba nontarget/kontaminan.

4.     Bahan yang Sering Digunakan dalam Pembuatan Media
  • Agar. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
  • Peptone. Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya
  • Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta dan daging sapi.
  • Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B complex). 
  • Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.


MACAM-MACAM MEDIA
  Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan dapat menjadi tiga kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya.

A. Berdasarkan Bentuknya

Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin. Bentuk media tersebut yaitu:

1.  Media Padat
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. 

Media ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak, media miring, dan media lempeng. 

Media tegak menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai wadahnya, media miring menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan, sedangkan media lempeng menggunakan petridish (plate) sebagai wadahnya. 

Media ini umumnya digunakan untuk pertumbuhan koloni bakteri atau kapang.Kalau ke dalam media ditambahkan antara 10-15 gram tepung agar-agar per 1000 ml media. Jumlah tepung agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis atau kelompok mikroba yang dipelihara. 

Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalga tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Ada yang memerlukan kadar air tinggi sehingga jumlah tepung agar-agar rendah. 

Tetapi ada pula yang memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan tepung agar-agar haru sedikit. Media padat umumya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dan kadang-kadang juga mikroalga

2.  Media semi padat
Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar kurang dari yang seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. 

Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air dan hidup anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba.

Kalau penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobic atau fakultatif.

3.  Media cair
Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi.




B. Berdasarkan Komposisi/Susunannya
Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :
  1. Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dimana komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato juice agar.
  2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton  10,0 g, Ekstrak daging 10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.
  3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan takarannya diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar.


Berdasarkan bentuk
  • Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang, tepung, daging, telur, ikan, umbi-umbian lainnya dan sebgainya. Pada saat sekarang.
  • media alami yang banyak dipergunakan adalah dalam kultur jaringan tanaman maupunm hewan. Media untuk budidaya mikroorganisme memiliki sumber karbon untuk dimasukkan ke dalam biomassa.  Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Contoh media alami yang paling banyak dipergunakan adalah telur untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan virus
  • Media sintetik yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia seperti media untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan bakteri clostridium tersusun oleh: 
  1. K2HPO4                : 0,5 g 
  2. KH2PO4                : 0,5 g 
  3. MgSO4, 7H2O      : 0,1 g 
  4. NaCl                     : 0,1 g 
  5. FeSO4, 7H2O      : 0,01 g 
  6. MnSO4, 7H2O     : 0,01 g 
  7. CaCO3                 seangin

  • Media semi sintetik yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintetis. 


Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi 

a.    Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk 



Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform.

b.    EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. 



Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. 

c.    Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. 



Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.

d.   Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar. 



e.    MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)
MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. 



MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya.

f.     Trypticase Soy Broth (TSB)
TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. 



Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen. 

Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.  

g.    Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.



h.  Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA cocok untuk pertumbuhan jamur. 



PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. 

2. JENIS-JENIS MEDIA

Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:
  • Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth, kaldu pepton, dsb.
Pepton broth

  • Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda, mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan. Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM), dsb. Dan media differensial merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
KIA agar

TSI Agar

  • Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb. Dan media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garamk dan bahan-bahan kimia lainnya.
TCBS agar

SSA Agar
CLED agar


  • Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang mendorong pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu tetrationat untuk memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja. DanMedia diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
  • Media pengkayaan adalah media ini umumnya mengandung bahan-bahan tertentu yang di satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu,tetapi di lain pihak sebaliknya dapat menunjang pertumbuhan bakteri tertentu lainnya.misalnya media muller-kauffman mengandung natrium tetrationat yang menunjang pertumbuhan salmonella tetapi menghambat pertumbuhan Escherichia.
NaCl Broth

Selenite broth

  • Media uji(identifikasi) adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba, medium litmus milk.umumnya ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi indikator, misalnya 
  • Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi.
  • Medium khusus(spesifik), merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
  • Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.
  • Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur.
Pembuatan Media
A.    Potato Dextrose Agar (PDA)
  1. Menyiapkan alat dan bahan.
  2. Mengupas kentang dan memotong kecil-kecil dan mencuci kentang dengan bersih.
  3. Menimbang kentang sebanyak 200 gram, agar-agar 20 gram dan gula 20 gram.
  4. Merebus kentang dengan aquades sebanyak 1000 ml hingga mendidih lalu menyaring dan mengambil ekstraknya.
  5. Mencampur ekstrak kentang dengan gula dan agar-agar sambil memanaskan kembali agar zat tersebut larut sempurna dan campuran menjadi homogen.
  6. Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan kapas, menutup mulut erlenmeyer dengan kertas aluminium foil dan plastik tahan panas.
  7. Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
  8. Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.
B.     Nutrient Agar (NA)
  1. Menyiapkan alat dan bahan.
  2. Memotong kecil-kecil dan mencuci daging sapi dengan bersih.
  3. Menimbang daging sapi sebanyak 100 gram, agar-agar 10 gram dan gula 10 gram.
  4. Merebus daging dengan aquades sebanyak 500 ml hingga mendidih lalu Menyaring dan mengambil ekstraknya.
  5. Mencampur ekstrak daging dengan gula dan agar-agar sambil memanaskan kembali agar zat tersebut larut sempurna dan campuran menjadi homogen.
  6. Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan kapas, menutup mulut erlenmeyer dengan kertas aluminium foil dan plastik tahan panas.
  7. Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
  8. Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.
C.     Tauge Extract Agar (TEA)
  1. Menyiapkan alat dan bahan.
  2. Mencuci tauge dengan bersih.
  3. Menimbang tauge sebanyak 100 gram, agar-agar 10 gram dan gula 10 gram.
  4. Merebus tauge dengan aquades sebanyak 500 ml hingga mendidih lalu Menyaring dan mengambil ekstraknya.
  5. Mencampur ekstrak tauge dengan gula dan agar-agar sambil memanaskan kembali agar zat tersebut larut sempurna dan campuran menjadi homogen.
  6. Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan kapas, menutup mulut erlenmeyer dengan kertas aluminium foil dan plastik tahan panas.
  7. Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
  8. Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.


PENUTUP
Kesimpulan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zzat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.

Bahan dasar media yang meliputi, Sumber karbon ; Sumber nitrogen ; Sumber oksigen ; Sumber fosfat ; Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace element).

Komposisi media terdiri atas Agar ; Peptone ; Meat/plant extract ; Faktor tumbuh ; Komponen selektif ; Komponen diferensial ; Media buffer.

Jenis – jenis Media berdasarkan sifat fisik, yaitu Media padat , Media semi padat dan semi cair ,  Media cair ; Berdasarkan Komposisi/susunannya , yaitu Medium sintetis , Media semi sintesis , Media non sintesis ; Berdasarkan Tujuan , yaitu Media Selektif atau penghambat , Media diperkaya.

Jenis – jenis media yang sering digunakan antara lain sepeti Nutrient  Agar , Nutrient Broth (NB) , PDA (Potato Dextrose Agar) , Salmonella Shigella (SS) Agar , Eosin Methylene Blue Agar (EMBA).

Sifat – sifat Media yang terdiri atas Media umum ; Media diperkaya (enriched media) ; Media diferensial/pembeda ; Media penguji ; Media untuk penghitungan sel.

Membuat media harus sesuai dengan prosedur agar hasil yang diingankan sesuai.

B.    SARAN
          Setelah membaca makalah ini kami menyarankan agar pembaca dapat mempelajari berulang – ulang hingga betul – betul memahami semua tentang media , dan jika ingin membuat media lakukanlah secara benar , telaten , berhati – hati , jangan tergesa – gesa dan selalu ikuti prosedur yang ada agar mendapatkan hasil yang kita inginkan .

Referensi
Prasetya, Dini. 2013. http://dini9praset.blogspot.co.id/

Rohayani, Ita. 2015. http://itarohayanichemicalanalyst.blogspot.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar