Urolithiasis Pada Hewan dan Penanganannya
Sistem urinari adalah sistem organ dalam tubuh yang terdiri dari ginjal, vesica urinaria, ureter danurethra. Organ-organ tersebut berperan dalam produksi dan ekskresi urin.
Organ utama dari sistem ini adalah ginjal yang memfiltrasi darah dan memproduksi urin sedangkan organ lainnya hanyalah struktur tambahan untuk menyimpan dan mengalirkan urin.
Sistem urinari hewan dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu sistem urinari bagian atas dan sistem urinari bagian bawah. Ginjal yang merupakan bagian dari sistem urinari memiliki 2 fungsi penting, yaitu filtrasi dan reabsorpsi.
Dalam mendiagnosis penyakit yang diderita hewan pada sistem urinarinya terdapat beberapa kendala. Dalam mendiagnosis penyakit dalam sistem urinari, pemeriksaan laboratorium masih sangat dibutuhkan dalam menentukan hasil diagnosis suatu penyakit.
Salah satu contoh penyakit pada saluran perkencingan (Vesica Urinaria) pada hewan yaitu Urolithiasis.
Urolithiasis yaitu kondisi terbentuknya urolith pada saluran perkencingan,seperti padavesika urinaria, ginjal, ureter dan uretra.
Urolith atau disebut jugabladder stone merupakan batu yang terbentuk akibat supersaturasi di urin dengan kandungan mineral-mineral yakni kalsium, oksalat, dan fosfat yang dapat bergerak turun sepanjang ureter dan masuk ke dalam vesika urinaria.
Kristal yang paling sering ditemukan adalah kalsium oksalat dengan presentase kejadian 46,3% dan magnesium amonium fosfat sebanyak 42,4%.
Setelah terjadi pengendapan,partikel-partikel yang telah mengkristal dapat bertambah besar ukurannya,memperparah kerusakan dan menimbulkan gejala klinis pada hewan tersebut.Urolith ini terbentuk di dalam saluran urinaria dalam berbagai bentuk dan jumlah, tergantung pada infeksi, pengaruh diet/konsumsi, dan genetik.
Faktor-faktor yang mendukung terjadinya batu adalah aktivitas statis, kurang minum, makanan yang banyak mengandung kalsium, oksalat dan fosfat serta penurunan pH urin.
Pembentukan urolith dimulai dari ginjal yang kemudian terbawa melalui ureter dan terakumulasi di vesika urinaria. Kejadian urolithiasis umumnya terjadi pada semua spesies hewan, terutama pada kucing, anjing, dan sapi. Terbentuknya urolith pada anjing sering terjadi, kecuali pada ras Dalmatian hanya 1%, sedangkan pada kucing frekuensinya lebih besar yaitu 5-10%.
Urolithiasis dilaporkan paling sering terjadi pada vesika urinaria dan banyak terjadi pada kucing dan anjing. Bentuk kalkuli bisa sangat halus seperti pasir, namun dapat juga bulat membesar dan berbentuk tidak teratur.
Ilustasi Urolithiasis |
Adanya urolith didalam saluran perkencingan dapat menyebabkan iritasiyang menimbulkan rasa nyeri, akibatnya saluran tersebut rusak dan ditemukan darah bersama urin.Iritasiyang ditimbulkan dari hasil gesekan antara kalkuli dengan lumen vesika urinaria tergantung dari permukaan kalkuli itu sendiri.
Dengan adanya kasus urolithiasis, maka sangat penting bagi praktisi veteriner untuk mengetahui proses penerimaan pasien dengan penyakit urolithiasis, mengetahui metode pemeriksaan anamnesa serta pemeriksaan klinis,dan metode diagnosa serta terapi yang diberikan kepada pasien penyakit urolithiasis.
Etiologi Urolithiasis
Kejadian terbentuknya urolit pada vesica urinaria biasa terjadi pada hewan, terutama pada hewan domestik seperti anjing dan kucing. Urolit ini terbentuk di dalam vesica urinaria dalam berbagai bentuk dan jumlah tergantung pada infeksi, pengaruh diet/konsumsi, dan genetik.
Urolit dapat terbentuk pada bagian manapun dari traktus urinari anjing dan kucing. Urolit dengan berbagai komposisi mineral telah ditemukan pada kucing, termasuk struvite, kalsium oksalat, kalsium fosfat, uric acid/urate, dan cystine.
Sistem urinaria normal (kiri) dan sistem urinaria abnormal (kanan) |
pasca operasi, dan urolit yang dikeluarkan |
Pada anjing, urolit dengan berbagai komposisi mineral juga telah ditemukan seperti struvite, kalsium oksalat, kalsium fosfat, urate, cystine, silica, dan xanthine. Biasanya diidentifikasi oleh mineral yang menyusun 70% atau lebih dari komposisinya.
Urolit ini membentuk nidus disekelilingnya, yang dapat terdiri dari leukosit, bakteri, dan matrix organik bercampur dengan kristal, atau hanya kristalnya saja. Nidus menyusun sekitar 10-20% dari total massa urolit.
Hal ini memungkinkan nidus dibentuk dari berbagai tipe kristal daripada bagian lainnya, yang biasa dikenal sebagai epitaxial growth. Struvite dan kalsium oksalat adalah yang paling banyak ditemukan pada kasus klinik.
Batu dan kristal tersebut dapat ditemukan di ginjal, urethra, dan kebanyakan di vesika urinaria (kandung kencing).
Adanya batu atau kristal tersebut dapat membuat iritasi saluran air kencing, akibatnya saluran tersebut rusak, ditemukan darah bersama urin yang dapat menimbulkan rasa sakit.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik)
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik;
Faktor intrinsik, meliputi:
- Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
- Umur
- Jenis kelamin
Faktor ekstrinsik, meliputi:
- Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
- Iklim dan temperatur
- Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
- Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran kemih.
- Aktifitas ; penyakit ini sering dijumpai pada hewan yang kurang bergerak atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).
Teori Terbentuknya Urolithiasis/Batu Ginjal
Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.
Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.
Penghambat kristalisasi
Urine normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih.
Patogenesis
Urolithiasis atau biasa terjadi terutama pada hewan domestik seperti anjing dan kucing. Urolit ini terbentuk dalam berbagai bentuk dan jumlah tergantung pada infeksi. Urolit dapat terbentuk pada bagian manapun dari traktus urinari anjing dan kucing.
Urolit dengan berbagai komposisi mineral telah ditemukan pada kucing, termasuk struvite, kalsium oksalat, kalsium fosfat, uric acid/urate, dan cystine.
Biasanya diidentifikasi oleh mineral yang menyusun 70% atau lebih dari komposisinya. Batu dan kristal tersebut dapat ditemukan di ginjal, uretra, dan kebanyakan di vesika urinaria (kandung kencing).
Faktor utama yang mengatur kristalisasi mineral dan pembentukkan urolit adalah derajat saturasi urin dengan mineral-mineral tertentu.
Faktor penyebab lainnya adalah diet / makanan, frekuensi urinasi, genetik, dan adanya infeksi traktus urinari. Saturasi memberikan energi bebas untuk terbentuknya kristalisasi.
Semakin tinggi derajat saturasinya, semakin besar kemungkinan terjadinya kristalisasi dan perkembangan kristal.
Oversaturasi urine dengan kristal merupakan faktor pembentukkan urolit tertinggi.Oversaturasi ini dapat disebabkan oleh peningkatan ekskresi kristal oleh ginjal, reabsorpsi air oleh tubuli renalis yang mengakibatkan perubahan konsentrasi dan pH urin yang mempengaruhi kristalisasi.
Saturasi ditentukan oleh produk dari konsentrasi aktif yang terlarut dalam urin, misalnya kalsium dan oksalat, yang ditentukan dari konsentrasi absolut, interaksinya dengan substansi lain di urin, efek dari pH urin, dan keseluruhan kekuatan afinitas ion dari larutan.
Solute activity atau yang dikenal sebagai jumlah yang bebas untuk bereaksi tidaklah sama dengan konsentrasi dari larutan karena ion-ion yang ada pada masing-masing individu dapat membentuk kompleks dengan substansi lain yang ada di larutan.
Misalnya, kalsium atau magnesium dapat membentuk kompleks dengan urate , sitrat, atau sulfat dan menyebabkan terbentuknya kalsium oksalat atau struvite urolit.
Perkembangan pembentukkan kompleks ini dapat diprediksi berdasarkan konstanta disosiasi /known dissociation constants , sehingga konsentrasi substansi kompleks ditentukan.Misalnya urolit kalsium oksalat.
Derajat saturasi yang meningkat akan mengakibatkan terjadinya presipitasi. Proses presipitasi mineral dalam traktus urinari dapat dijelaskan dengan dasar-dasar fisika-kimia dan meliputi sejumlah faktor termodinamika dan kinetik.
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mempertimbangkan pembentukkan urolit dalam dua tahap, yaitu proses pembentukkan kristal dan proses agregasi / perkembangan kristal yang berakibat pada perkembangan urolit.
Perkembangan kristal dipengaruhi oleh kemampuan nidus untuk tetap berada didalam traktus urinari, durasi supersaturasi urin, serta struktur fisik dari kristal. Kecepatan aktual dari pertumbuhan urolit tergantung pada komposisi mineral dan adanya infeksi.
Faktor tambahan yang menyulitkan adalah pergerakan bebas ion-ion yang ada pada larutan. Ionic strength ditentukan oleh konsentrasi dan valensi ion dalam sampel urin.
Kekuatan afinitas ion yang tinggi menurunkan aktivitas individual ion. Produk dari aktivitas individual ion dapat dihubungkan dengan dua nilai tipe kristal yaitu solubility product dan formation product , yang memprediksi proses kristalisasi apa yang cenderung terbentuk dalam larutan.
Solubility product adalah konstanta termodinamika dan yang menentukan titik dimana larutan menjadi tersaturasi dengan mineral tertentu.
Pembentukkan kristal secara spontan tidak mungkin terjadi dalam larutan dengan derajat saturasi rendah dan kristal yang timbul akan diperkirakan dapat berdisolusi. Hal ini telah didemonstrasikan pada struvite, meskipun kecepatan disolusi dari kalsium oksalat sangat lambat.
Formation product biasanya ditentukan secara empiris dan bukanlah suatu konstanta.
Larutan dengan derajat saturasi yang lebih tinggi dari formation product nya akan berada dalam kondisi yang tidak stabil, supersaturasi yang labil, dan menyebabkan kecenderungan terjadinya kristalisasi spontan yang homogen dengan kecenderungan pembentukkan kristal murni dari satu jenis mineral.
Diantara formation product dan solubility product , larutan akan berada dalam kondisi yang metastabil.
Kristalisasi yang homogen tidak akan terjadi tetapi akan terjadi kristalisasi heterogen. Kristalisasi heterogen tidak hanya terdiri dari mineral saja, tetapi ada pula sel debris ataupun kristal tipe lain, terutama ketika mendekati formation product maka terjadi aggregasi kristal yang terbentuk dan terjadi perkembangan kristal yang lambat.
Akumulasi urolit pada vesika urinaria dapat menyebabkan rupturnya dinding vesika urinaria dan rupturnya saluran pada uretra.
Pecahan urolit atau kalkuli yang terbawa melalui uretra juga akan mengakibatkan radang sehingga pembuluh darah pada dinding saluran perkencingan pecah dan memicu keluarnya darah yang terbawa pada urin.
Adanya urolit pada vesika urinaria dan uretra juga dapat mengakibatkan obtruksi sehingga memicu terjadinya rasa nyeri yang sangat pada saat hewan melakukan urinasi. Urolitiasis kalsium oksalat merupakan jenis urolitiasis yang sering terjadi pada kucing.
Gejala Klinis
Gejala klinis tersebut antara lain kesulitan urinasi (kucing sering buang air kecil tidak pada tempatnya), sering menjilat daerah genital, merejan saat buang air kecil (kadang disertai suara tangisan), serta darah pada urin.
Selain itu, kucing dengan Feline Lower Urinary Tract Disease biasanya tidak nafsu makan.
Pada keadaan yang lebih serius kucing jantan yang mengalami obstruksi uretra komplit akan menunjukkan gejala muntah, kelemahan, serta perut yang menegang dan sakit.
Jenis-jenis urolit
Adapun jenis-jenis urolit antara lain :
ilustrasi jenis-jenis urolit |
jenis-jenis urolit |
1. Urolith Struvite
Berbentuk bulat atau persegi, kadang seperti bentuk pelvis renalis, ureter, vesika urinaris, atau urethra.
Urolit Struvit |
Tersusun dari Mg++, NH4+, fosfat. Berwarna putih, kuning sampai coklat, agak keras dan rapuh, jika digerus hancur seperti kapur, permukaannya halus, atau kasar tanpa tonjolan.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya urolith struvite adalah urine bersifat alkalis, konsentrasi mineral yang meningkat dan faktor genetik.
Kristal ini paling sering terlihat pada urine dari individu secara klinis normal.
Meskipun demikian mereka dapat ditemukan di dalam urine pada pH tertentu, lebih banyak ditemukan dalam urine yang bersifat alkali dengan nilai pH daripada 6,5.
Infeksi/peradangan saluran kemih dengan bakteri urease positif dapat memicu struvite kristaluria (dan urolithiasis) dengan peningkatan pH urine dan peningkatan amoniak bebas.
Faktor yang utama terbentuknya formasi kristal tripel fosfat adalah konsentrasi amoniak. Alkalanisasi suatu spesimen urine dengan amoniak menghasilkan tripel fosfat apabila tidak ada soda kaustik.
Spesimen voided baru secara normal berisi amoniak bebas kecil dan urea yang tinggi, namun oleh bakteri pemecah urea menguraikannya menjadi amoniak sehingga kadarnya meningkat.
Tripel fosfat biasanya dihubungkan dengan pertumbuhan bakteri. Pada spesimen pagi segar yang pertama, ditemukannya Tripel fosfat dapat menandakan adanya infeksi/peradangan saluran kemih. Namun begitu nilai klinis Tripel fosfat kecil untuk menduga adanya infeksi saluran kemih tanpa disertai dengan adanya leukosit dan bakteri dalam urine.
Dalam urine yang bersifat maka alkali Struvite akan mengalami presipitasi membentuk batu. Struvite sering ditemukan batu ginjal pada urine manusia dan kucing.
Batu Struvite dapat menyebabkan infeksi bakteri /peradangan yang disebabkan hidrolisa urea menjadi ammonium dan terjafi kenaikan pH menjadi netral atau alkali. Urea menyebabkan berkembangnya organisme-organisme termasuk Pseudomonas, Proteus, Klebsiella, Staphylococcus, dan Mycoplasma.
Akumulasi kristal-kristal struvite di dalam kandung kemih dapat menyebabkan gangguan saluran kemih, dengan gejala-gejala susah buang buang air kemih (dikira sembelit) atau hematuria. Tindakan medis termasuk operasi diperlukan untuk menghilangkan kristal ini.
2. Urolith Cystine
Berbentuk bulat atau oval, biasanya kecil permukaannya halus, tersusun dari asam amino cystine, empuk, mudah dihancurkan, berwarna krem kekuningan, kuning kehijauan sampai coklat.
Urolit cystine |
Cystinuria dapat diidentifikasi berdasarkan kristal cystine yang berbentuk hexagonal. Terdapat pada urin yang asam, kecil, halus, berwarna kuning kecoklatan sampai kuning kehijauan.
3. Urolith Urate,
Urolit urat berbentuk bulat atau oval, permukaannya halus, tersusun dari NH4 urat, biasanya kecil, berlapis-lapis konsentris seperti kulit telur, mudah pecah, berwarna kuning kecoklatan sampai kehijauan. Kristal asam urat biasanya mempunyai karakteristik warna kuning.
urolit asam urat |
Intensitas warna bergantung pada ketebalan dari kristal, plat-plat sangat tipis terlihat berwarna kuning muda, sedangkan kristal yang lebih besar dan tebal mungkin akan berwarna coklat.
Di bawah cahaya yang dipolarisasikan, asam urat menunjukkan suatu warna polarisasi, dan dengan kristal-kristal yang lebih tebal, satu rangkaian bentuk hitam terpusat. Variasi warna di bawah cahaya yang dipolarisasikan adalah ciri khas asam urat.
4. Urolith kalsium oksalat
Urolit ini berbentuk bulat atau oval, tersusun dari kalsium oksalat, dan sering mengandung kalsium fosfat, biasanya kecil sangat keras dan rapuh (mudah pecah, permukaannya ada yang halus atau tidak beraturan), berwarna krem sampai coklat, tetapi dapat berwarna hijau kecoklatan.
kristal kalsium oksalat |
Kristal ini dapat ditemukan pada semua pH. Kristal-kristal ini ukurannya sangat bervariasi dari yang paling besar hingga kecil, terlihat memiliki indeks bias biru pada bagian dalam apabila pengamat memutar mikrometer mikroskop.
Dalam beberapa hal, sejumlah besar dari oxalates yang kecil mungkin tidak berbentuk kristal khas, kecuali jika yang diuji pada magnifikasi yang tinggi.
Urolithiasis karena kalsium oksalat sudah dilaporkan pada anjing dan kucing. Pada beberapa kasus, gangguan skunder pemakaian kalsium (meningkat) seperti hiperparatiroidisme maka terjadi gangguan metabolisme dan peningkatan ekskresi kalsium oleh tubuh.
Miniatur Schnauzers menjelaskan bahwa yang dapat mempengaruhi kepada kalsium oksalat urolithiasis tetapi walaupun begitu disertai juga tanpa kelainan-kelainan dalam ekskresi kalsium dalam urine.
Kristal-kristal Kalsium oksalat dihydrate dapat juga dilihat pada kasus-kasus intoksikasi etilena glikol. Hal ini dapat dilihat bila dalam urine ditemukan dalam jumlah banyak dengan gagal ginjal akaut, perlu pertimbangan diagnosis karena keracunan etilena glikol.
5. Kalsium Fosfat
Kristal kalsium fosfat juga dinamakan di-calcium fosfat atau hidroksil apatit. Nama mineralnya adalah brushite. Bentuk kristal merupakan suatu prisma yang panjang pada ujungnya mungkin terlihat sharped. Kristal ini adalah sedikit birefringent. Kristal kalsium fosfat ditemukan dengan fosfat-fosfat rangkap tiga yang lainnya dan memiliki arti klinis yang sama.
Penyebab utama kristaluria ini adalah pH yang bersifat alkali bahwa berkurang daya larut kalsium fosfat dan sehingga secara perlahan terbentuk kristal tersebut.
Nilai pH alkali dapat disebabkan oleh diet (vegetarian, kaya akan fosfat) tetapi dapat juga karena kondisi patologis. Biasanya, kehadiran kristal ini bukanlah yang penting.
Perbedaan antara amorf urates dan amorf fosfat berdasarkan pH yang urine. Kristal dari kalsium fosfat adalah putih, sedangkan amorf urate merah muda.
6. Biurat
Kristal Ammonium urate (atau biurate/ammonium asam urates/Ammonium biurates) secara umum kelihatan sebagai warna coklat atau kuning kecoklatan berbentuk sferis dengan penonjolan yang tidak beraturan (kecubung).
Dapat pula ditemukan dalam bentuk seperti buah apel dengan lapisan berwarna gelap melingkar. Beberapa kristal diproyeksikan seperti terompet atau bentuk seperti tanduk lembu jantan dengan ujung meruncung bersifat birefringent.
Ditemukan dalam urine di segala pH, tetapi akan tampak jelas pada pH netral dan alkali karena merupakan sedimen yang bersifat alkali. Ammonium biurates jarang ditemukan pada spesimen yang segar.
Dapat ditenukan di dalam spesimen-spesimen yang lama yang telah mengalami pH menjadi alkali. Kristal ini dapat ditemukan pada gangguan vaskuler dengan gangguan keseimbangan pH darah.
Diagnosis
Diagnosis untuk urolithiasis dapat dilakukan berdasarkan anamnesis yaitu :
Anamnesa
Tanda-tanda klinis urolithiasis tergantung pada letak urolith, derajad dan lama obstruksi atau iritasi dinding mukosa traktus urinarius yang disebabkan oleh urolith, kristal atau karena infeksi traktus urinarius. Gejala klinis yang nampak pada anjing yang menderita urolithiasis adalah sebagai berikut :
1. Gejala klinis yang terlihat apabila terjadi obstruksi pada urethra adalah
- Sering berusaha urinasi, namun urin yang dikeluarkan sedikit atau hanya menetes
- Terlihat tegang saat urinasi (dysuria/stranguria).
- Tidak mampu untuk urinasi (anuria) jika terjadi obstruksi sempurna
- Hematuria
- Vesica urinaria menggelembung karena penuh urin
- Terjadi ruptur di vesica urinaria yang dapat mengakibatkan terjadinya ascites
2. Gejala klinis bila terjadi cystic calculi (urolithiasis pada vesica urinaria) ;
- Dysuria/stranguria
- Hematuria
- Gejala sistemik biasanya tidak nampak
3. Gejala klinis bila terjadi renal atau ureteral kalkuli antara lain ;
- Kesakitan pada bagian abdominal
- Hematuria
- Hydronephrosis mengakibatkan terjadinya pembesaran ginjal, apabila kalkuli menghambat aliran urin
- Nampak gejala sistemik, terjadi anorexia, depresi dan demam
Pemeriksaan Fisik
1. Palpasi abdominal :
Palpasi abdominal dilakukan untuk merasakan adanya batu yang terdapat di dalam vesika urinaria.
Palpasi dapat dilakukan dengan kedua tangan, dengan posisi tangan kanan dan kiri menekan bagian vesica urinaria, sampai ujung jari dari kedua tangan saling bersentuhan.
Apabila anjing merasa kesakitan, kemungkinan terjadi obstruksi di vesica tersebut, dan jika terdapat batu atau kalkuli maka akan terasa adanya benda asing yang keras di vesica urinaria.
Palpasi abdominal, terutama di daerah vesica urinaria kadang-kadang terasa tebal dan kasar.
Urolith yang cukup besar biasanya dapat dipalpasi, sedangkan urolith yang multiple biasanya dapat dikenali karena teraba kasar. Multipel urolith juga sering terdapat di sepanjang traktus urinarius.
2. Katetrisasi
Jika ada sumbatan pada urethra, vesica urinaria akan menggembung dan menimbulkan rasa sakit (dinding vesika urinaria jarang robek, tetapi jika robek maka tidak akan dapat dipalpasi).
Letak kalkuli yang menyebabkan sumbatan pada urethra dapat dideteksi dengan melewatkan kateter ke dalam saluran urethralis.
Biasanya ditemukan urolit penyebab urolithiasis, dan pemeriksaan urin untuk mengetahui adanya peradangan di kandung kencing, darah serta jenis batu atau kristal yang menjadi sumbatan.
Pada anjing jantan adanya urolith dapat diketahui jika kateter yang dimasukkan lewat urethra, tidak dapat mencapai vesica urinaria.
Pemeriksaan Radiografi
Pemeriksaan ini sangat membantu dalam mendiagnosa terhadap anjing yang diduga menderita urolithiasis, karena dapat memberikan gambar yang sangat jelas tentang ada tidaknya batu dan lokasi dari batu tersebut di saluran urinaria.
Persiapan pasien yang memadai guna pemeriksaan radiografi sangat penting untuk pengamatan terhadap adanya kalkuli dan lesi pada traktus urinarius.
Urolith kecil sering tidak kelihatan, atau dapat terjadi kesalahan dalam interpretasi jika persiapan pasien tidak memadai.
hasil pemeriksaan rontgen. tanda panah menunjukan adanya urolit |
fragmen urolit yang dideteksi menggunakan cystoskop (kanan) dan gambaran radiografi pada anjing yang sama, ditemukan adanya fragmen urolit |
Untuk mengetahui adanya kalkuli pada ginjal paling baik hewan diletakkan dalam posisi ventrodorsal, sedangkan untuk mengetahui kalkuli di dalam vesica urinaria dan urethra sebaiknya dalam posisi mediolateral
Pemeriksaan Ultrasonografi
Ultrasonografi (USG) merupakan teknik yang dapat dipergunakan untuk menentukan ukuran ginjal dan mengevaluasi saluran-saluran pengumpul urin.
Ginjal yang kecil biasanya menunjukkan penyakit ginjal kronis, meskipun ukuran ginjal dapat tidak berkurang pada beberapa proses menahun yang lazim.
USG juga bermanfaat dalam evaluasi kegagalan ginjal akut.
Urolit terdeteksi pada bagian ginjal kiri |
Dalam pemeriksaan ini, adanya batu dalam vesica urinaria juga dapat diketahui. Tujuan utama kajian radiografi atau ultrasonografi adalah untuk menentukan jumlah kepadatan dan bentuk urolith.
Radiografi dan ultrasonografi merupakan teknik penting untuk mendeteksi kemungkinan adanya abnormalitas dalam traktus urinarius.
Urinalisis
Urinalisis pada anjing sangat bermanfaat untuk menentukan jenis urolith sehingga dapat dilakukan pencegahan dan terapi yang optimal.
Pemeriksaan sedimen urin tersebut dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya hematuria, pyuria, proteinuria, bakteri dan untuk menentukan jenis kristal yang mungkin ditemukan.
Keberadaannya tergantung pada derajad iritasi dan kerusakan yang ditimbulkan oleh urolith dan adanya infeksi di dalam traktus urinarius.
Disamping derajad iritasi dan kerusakan yang ditimbulkan, adanya infeksi sering dapat diidentifikasi dari bau ammonia urin yang sangat menyengat dibanding bau urin normal.
Dehidrasi menyebabkan peningkatan osmolalitas urin karena lebih banyak air yang direabsorpsi kembali masuk ke kapiler peritubulus.
Urinalisis |
Hidrasi berlebihan menyebabkan penurunan osmolalitas urin. PH urine bervariasi dan dapat memberikan petunjuk tentang jenis urolith. Urolith struvite terdapat pada urin yang basa, sedangkan urolith kalsium oksalat pada urine yang asam.
Identifikasi dan interpretasi kristal urin sangat penting untuk merumuskan prosedur pengobatan yang harus dilakukan dalam menangani urolith.
Dalam menginterpetasi keberadaan kristaluria harus berhati-hati karena pembentukan kristal secara signifikan dipengaruhi oleh beberapa variable baik secara invitro atau invivo.
Variabel in vivo meliputi kadar unsure kristal dalam urin, pH urin, tingkat kelarutan unsur kristal di dalam urin, dan pengobatan yang diberikan, sedangkan variable in vitro meliputi temperature, evaporasi, pH dan teknik persiapan specimen.
Differensial Diagnosa
- Infeksi traktus Urinarius
- Muntah Akut(misalnya pankreatitis dan gastroenteritis akut, obstruksi intestinal dan gastrik)
Terapi
Tanpa Pembedahan
Untuk mengatasi urotroliasis tanpa operasi yaitu dengan pemberian obat-obatan yang dapat merelaksasi muskulus. Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan bila pasien dipastikan terkena urolith adalah sebagai berikut :
- Pemberian suntikan penenang guna memudahkan pengeluaran urine.
- Evakuasi urin menggunakan kateter propylene dengan berbagai ukuran sesuai dengan besar ukuran kucing.
Terapi untuk gangguan pada saluran urinaria seperti urolithiasis dapat dilakukan kateter yang diameter lebih, mendorong urolit ke dalam vesika urinaria, memasukkan larutan garam fisiologis ke traktus urinarius sehingga terjadi pengeluaran urin dan kristal pada VU, pemberian obat kolinergik seperti bethanechol dianjurkan untuk mengencangkan otot-otot vesika urinaria yang mengendur.
Pemberian antibiotik juga diperlukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya infeksi sekunder serta analgesik fenazopiridin untuk mengurangi rasa nyeri pada hewan.
Cairan infus yang perlu diberikan ialah larutan Ringer Laktat 5%dengan dosis 20 – 40 cc/kgBB/hari. Bilamana kucing banyak muntah (karena sudah terjadi uremia/gagal ginjal), maka cairan yang diberikan ialah Ringer Dextrose 5%.
Pembedahan
a. Cystotomy (Pembukaan kandung kencing)
Operasi cystotomy dilakukan dengan membuka abdomen dibagian ventral kemudian membuka vesika urinaria (kandung kencing). Batu atau kristal diambil dari dalam kandung kencing kemudian kandung kencingnya dijahit kembali.
Setelah operasi, kateter masih perlu dipasang selama 4-5 hari untuk mencegah kemungkinan penyumbatan oleh bekuan darah. Pemberian antibiotik secara parenteral atau peroral perlu diberikan selama ±6 hari.
Operasi cystotomy |
Untuk mencegah agar kateter tidak dicabut oleh kucing, maka perlu dilakukan pemasangan Elizabeth collar.
Tindakan penanganan yang saya lakukan ini mempunyai successful rate kurang lebih 90%, apabila fungsi kedua ginjal masih baik. Untuk mengeluarkan batu/kristal yang ada di urethra maka perlu membuka urethra (urethrotomy) dimana batu berada.
b. Urethrotomy
Urethrotomy dilakukan apabila batu atau kristal tidak berhasil dimasukkan ke dalam vesika urinaria menggunakan kateter.
Biasanya urethrotomy dilakukan pada kucing jantan dengan menguakkan preputium ke arah kaudal terlebih dahulu sebelum melakukan sayatan pada penis bagian ventral tepat dimana batu atau kristal berada.
Keberadaan batu atau kristal tadi dapat dideteksi dengan menggunakan kateter atau sonde yang panjang. Setelah batu atau kristal diketahui posisinya, maka dilakukan sayatan pada uretra kemudian batu atau kristal tersebut dikeluarkan. Selanjutnya, kateter dimasukkan sampai ke dalam vesika urinaria, lalu sayatan dijahit.
Ras Anjing | Ukuran Kateter |
Kecil | 1,3 x 500 mm |
Sedang | 2,0 x 500 mm |
Besar | 2,6 – 3,3 x 500 mm |
A : Kateter betina ; B : Kateter Jantan |
Ukuran tersebut berlaku untuk anjing jantan, sedangkan untuk anjing betina menggunakan kateter dari metal.
Bila pada waktu pengeluaran urin dengan kateter ternyata ada sumbatan di uretra, maka diusahakan agar batu atau kristal tersebut didorong masuk ke vesika urinaria (bilamana mungkin tidak perlu membuka uretra untuk mengambil batu atau kristal).
Pencegahan
Ginjal sebagai salah satu organ dalam sistem perkemihan yang membentuk suatu sistem yang kompleks baik anatomi maupun mekanisme kerjanya dengan unsur lain bersama sistem tubuh yang lain.
Sistem perkemihan bertanggung jawab untuk berlangsungnya ekskresi bermacam produk buangan dari dalam tubuh. Sistem ini juga penting sebagai faktor dalam mempertahankan homeostatis serta mempertahankan asam basa tubuh dengan mengatur konsentrasi bikarbonat dan ion hidrogen dalam darah.
Urin merupakan produk akhir dari sistem perkemihan. Peningkatan bikarbonat menyebabkan meningkatnya pH urin, sedang pH urin yang asam akibat pertukaran natrium dengan ion hidrogen atau ammonium klorida.
Produksi metabolik suatu zat maupun asupan suatu zat kedalam tubuh akan diikuti oleh sekresi urin atas zat tersebut atau metabolitnya, agar tetap mempertahankan komposisi darah yang relatif konstan. Dengan kata lain, meningkatnya konsentrasi suatu zat dalam darah akan meningkatkan ekskresi zat tersebut atau hasil metaboliknya melalui urin pada hewan normal.
Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalah upaya mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7% /tahun atau kambuh lebih dari 50% dalam 10 tahun.
Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah :
- Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per hari
- Diet rendah zat/komponen pembentuk batu
- Aktivitas harian yang cukup
- Medikamentosa
- Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk mengurangi kekambuhan adalah:
- Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
- Rendah oksalat
- Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria
- Rendah purin
- Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type II
Referensi
IAI. 2013. ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia volume: 48 2013 s/d 2014. Jakarta. PT. ISFI Penerbitan.
Bartges JW, Kirk CA. 2006. Nutrition and lower Urinary tract disease in cats. Vet Clin North Am: Small Anim Pract 3: 1361-76.
Bartges JW, Osborne CA, Lulich JP,1999. Methods for evaluating treatment of uroliths. Vet Clin North Am: Small Anim Pract; 29:45.
Bloom F. (1954). Pathology of the dog and cat, the genitourinary system, with clinical considerations. American Veterinary Publications, Evanston, Illinois. pp. 418-424.
Fauziah, Wiryanto, dan Sofyan L. 2005. Pemeriksaan Potensi Tablet Ciprofloxacin yang Beredar di Apotek Kota Medan dengan Metode Pengenceran. Majalah Kedokteran Nusantara. Vol. 38, No. 4: 302-304.
Forrester S. 2004. Diagnostic approach to hematuria in dogs and cats. Veterinary Clinics of North America, Small Animal Practice 34, 849-867
Fossum, T.W. (2002). Small Animal Surgery, ed 2nd Mosby, St. Lois London. Toronto. Philandelphia sydney.
Gerber B. 2008. Feline lower urinary tract disease (FLUTD). Proceedings of the International SCIVAC Congress 2008, Rimini, Italy, 201-203.
Govan A. 1986. Pathology Ilustrated. London 2th . Churchill Livingstone. pp 889
Gipson JM. 1996 Urolithiasis. In Y. Asih (Ed). Mikrobiologi dan Patologi Modern untuk Perawat. Buku Kedokteran EGC. Pp 312.
Hostutler RA, Chew DJ, Di Bartola SP. 2005. Recent Concepts in Feline Lower Urinary Tract Disease. Vet Clin North Am Small Anim Practe 35: 147–70.
Kardena IM, Berata IK, Oka WIB, Mirah AA, Windia AIB. 2011. Patologi Veteriner Umum. Denpasar. Swasta Nulus.
Smith HA, Jones TC dan Hunt RD. 1972. Veterinary Pathology . Philadelphia 4th Lea & Febiger. pp: 1521.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar