Embriologi & Genetik

[Embriologi & Genetik][bsummary]

vehicles

[vehicles][bigposts]

business

[Embriologi & Genetik][twocolumns]

Restrain dan Casting pada Sapi, Kambing, dan Domba

Dasar Teori

Restrain adalah menghalangi gerak/aksi dari hewan sapi sehingga dapat menghindari/mengurangi bahaya untuk dokter hewan, asisten maupun sapi itu sendiri. Bahaya tersebut dapat berupa sepakan, desakan, injakan dari sapi pada waktu sapi akan diperiksa kesehatannya, dilakukan pemeriksaan, pengobatan, dioperasi, dibersihkan, maupun pada waktu akan diperah. 

Bahaya atau resiko untuk sapinya sendiri dapat berupa luka benturan karena sepakan yang mengenai dinding kandang yang tajam atau keras seperti paku, potongan kayu dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan luka memar atau tergores dan pendarahan sampai patah tulang.

Metode restrain ada bermacam-macam dan sangat tergantung pada cara penanganan yang baik adalah penanganan yang lembut tetapi tegas. 

Restrain dan Casting pada Sapi, Kambing, dan Domba
Restrain pada sapi


Restrain dan Casting pada Sapi, Kambing, dan Domba
contoh aplikasi restrain hewan besar

Dalam melakukan restrain haruslah tenang, percaya pada kemampuan, tidak ragi-ragu, waspada, dan tidak sembarangan. Sebelum bertindak haruslah merencanakan metodenya serta menyiapkan peralatannya.

Restrain untuk mengalihkan perhatian sapi disini dilakukan tindakan atas perlakuan pada sapi sampai  menimbulkan rasa sakit yang bersifat sementara sehingga perhatian sapi mengarah pada rasa sakit tersebut dan selama itu tindakan pengobatan dan pemeriksaan dapat dilakukan.

Macam-macam restrain:
  1. restrain ekor
  2. restrain hidung
  3. restrain telinga
  4. restrain kaki depan
  5. restrain kaki belakang
  6. restrain kastrasi
  7. restrain dekorning
Casting adalah menguasai hewan dengan cara merebahkan hewan tersebut.
Syarat-ayarat melakukan casting adalah:
  1. berhati-hati, jangan sampai melukai sapi
  2. tempat cukup lapang, rata, empuk, dan jauh dari pepohonan, tembok, batu/benda lain yang membahayakan. Alas dibuat dari jerami kering/rumputyang kering, usahakan di tempat yang teduh.
  3. tali yang digunakan cukup besar dan panjang kurang lebih 10 m
  4. sediakan tenaga manusia 4-5 orang, satu untuk mengarahkan jatuhnya sapi, sedangkan yang lain sebagai penarik tali
  5. setelah sapi rebah, cepat dikuasai agar tidak berusaha berdiri kembali
  6. pada sapi bunting sebaiknya jangan dilakukan

Materi

Alat dan Bahan :

  1. sapi
  2. domba/kambing
  3. tali untuk keluh
  4. tali besar untuk casting
  5. penusuk lubang keluh
  6. spluit dan jarum suntik

Metode

Cara kerjanya adalah :
  1. menyediakan tali yang akan digunakan.
  2. menyiapkan sapi yang akan dipakai untuk percobaan.
  3. sapi dituntun dengan memegang tali keluh kemudian ditali atau diikat di tiang penyangga.
  4. mengalihkan perhatian sapi untuk mengangkat kaki depan yang akan dilakukan pemeriksaan atau pengobatan.
  5. sapi diikat pada bagian pangkal kakinya untuk mengangkat kaki belakang dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan dan pengobatan pada kaki sapi dan bila perlu kuku sapi dipotong.
  6. merebahkan sapi dengan cara memasang tali manila pada badannya, perebahan pada sapi dewasa ini memerlukan tenaga orang sebanyak 2 atau 3 dan tarik, arah tarikan mengikuti arah gerak sapi. Setelah sapi jatuh satu orang menindih kepala sapi dan satu lagi menindih bahu sapi dan yang lain menarik tambang agar sapi tidak mudah bangun kembali.
  7. salanjutnya dilakukan pengikatan pada kaki depan dan kaki belakang, kemudian ikatan pada kaki sapi depan dan belakang disatukan agar mempermudah pengobatan, pemeriksaan, dan operasi.
  8. selanjutnya merobohkan sapi pedet yang berumur enam bulan, caranya sama seperti sapi dewasa, tetapi pada sapi pedet tali yang digunakan untuk mengikat badan adalah tali tambang yang agak besar dan panjang.
  9. setelah sapi pedet roboh barulah dilakukan pemasangan tali keluh dengan cara menusuk septum nasi dengan penusuk lubang teluh.
  10. tali dimasukkan bersamaan dengan penusuk secara perlahan dan diikat pada sapi pedet.
  11. setelah tali keluh dipasang tali yang diikat pada keempat kaki pedet dilepaskan secara perlahan kemudian pedet didirikan dan dibawa kembali ke kandang.

Referensi :

AAK.1995.Beternak Sapi Perah.Kanisius.Jakarta

Sosroamidjojo, dan Soeraji.1984.Peternakan Umum.Yasaguna.Jakarta

Sumoprastowo.Ternak Piaraan.Bharata.Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar