Teknik Operasi Entropion Dan Ectropion pada Hewan (Bedah Mata)
Kelopak mata memiliki peranan penting dalam kesehatan mata dan kondisi abnormal pada kelopak mata umumnya membutuhkan tindakan operasi. Kelopak mata adalah lipatan kulit, otot dan konjungtiva yang bergerak membuka dan menutup di depan kornea.
Terdapat bermacam variasi ukuran dan bentuk kelopak mata di antara ras anjing, akan tetapi pada kucing, umumnya hampir sama. Kelopak mata terdiri dari kulit yang berambut, otot, jaringan ikat, dan glandula.
Bagian tarsal plate terdiri dari lapisan tipis jaringan ikat kolagen yang berfungsi sebagai tempat menyatunya otot di bawah kulit. Pada bagian tarsal plate juga terdapat glandula tarsal.
Saluran dari glandula sebaceous tersebut terbuka pada bagian ujung kelopak mata. Terdapat sekitar 20 sampai 40 glandula pada tiap kelopak, dan terlihat seperti garis halus ketika kelopak dikuakkan.
Otot kelopak mata terdiri dari levator palpebrae superioris dan otot Mueller, dimana berfungsi agar mata terbuka dengan mengangkat kelopak mata ke atas.
Otot orbikularis oculi mengelilingi, berfungsi seperti spincter, sehingga kelopak mata dapat tertutup. Otot levator palpebrae superioris diinervasi oleh nervus occulomotorius, sedangkan otot Muller tidak diinervasi secara simpatis.
Otot kelopak mata lainnya terdiri dari otot frontalis di bagian atas, otot malaris di bagian bawah dan levator anguli oculi medialis yang semuanya diinervasi oleh nervus facialis.
Otot orbikularis oculi tersambung pada jaringan orbitalis medial dan lateral, secara normal bentuknya elips dan berbentuk horizontal ketika otot berkontraksi. Inervasi sensori kelopak mata adalah cabang nervus trigeminus. Kelopak mata memiliki banyak pembuluh darah, yang berperan dalam kesembuhan luka dan operasi.
Normalnya, kelopak berdekatan dan selalu kontak dengan kornea, dengan pinggiran yang bebas bergerak menyapu permukaan kornea. Abnormalitas kelopak mata yang sampai berpengaruh buruk akan membutuhkan tindakan operasi.
Penutupan kelopak mata untuk melindungi mata dan berkedip adalah hal yang penting untuk kesehatan mata dengan menggerakkan selaput air mata precorneal.
Ketidaksempurnaan dalam penutupan kelopak mata (lagophthalmos), terbaliknya kelopak mata ke dalam (entropion), dan keluarnya kelopak mata (ectropion) merupakan abnormalitas kelopak mata yang berdampak pada kerusakan kornea.
Pada tulisan ini akan dibahas perihal entropion dan ectropion, serta teknik operasi yang digunakan untuk terapi abnormalitas pada kelopak mata ini.
Entropion
Entropion adalah suatu keadaan dimana pinggiran atau tepi kelopak mata membengkok atau terkilir ke dalam.
Entropion kongenital pada umumnya terjadi pada domba dan anak kuda atau dapat juga terjadi karena perolehan sebagai akibat proses traumatis.
Mata yang paling sering mengalami entropion adalah kelopak mata bawah. Pinggiran kelopak mata akan melipat ke dalam sehingga bulu mata akan melekuk ke dalam sehingga menyebabkan iritasi seperti conjungtivitis, epiphora, keratitis, laserasi dan ulcera pada kornea.
Etiologi
Entropion biasanya disebabkan oleh adanya trauma conjungtiva, spasmus dari muskulus orbicularis palpebrae akibat adanya rasa sakit pada mata, akibat kongenital dikarenakan muskulus orbicularis terlalu pendek.
Entropion juga dapat disebabkan karena timbunan lemak di belakang bola mata berkurang sehingga mata tertarik ke belakang dan akan menyebabkan entropion palpebrae menggantung ke bawah. Entropion dapat diklasifikasikan menjadi empat, yakni;
- Kongenital Entropion. Biasanya terjadi pada hewan yang memiliki muskulus orbicularis yang pendek misalnya; Chow chow, Boxer, Great Dane, Kucing Persian, Himalayan atau pada ras brachycephalic contohnya Pekingese.
- Acute Spastic Entropion. Entropion jenis ini terjadi karena adanya iritasi pada mata yang diakibatkan oleh infeksi, keradangan, atau trauma.
- Involutional entropion. Merupakan jenis entropion yang sering terjadi pada hewan tua dan hanya terjadi pada kelopak mata bawah karena kombinasi dari atropi dan kelemahan tarsus, hilangnya tone dari jaringan subkutaneus dan hilangnya elastisitas kulit.
- Cicatrical entropion. Cicatrical entropion terjadi karena luka pada conjunctiva dan palpebra.
Tingkat keparahan dari entropion dapat dipengaruhi oleh perbedaan tegangan antara otot orbikularis oculi dan otot malaris, konformasi tulang kepala, anatomi orbitalis, dan banyaknya lipatan pada kulit wajah di sekitar mata.
Gejala Klinis
Gejala klinis yang muncul pada kejadian entropion adalah keratitis superficial, blepharasmus ( kejang kelopak mata), epiphora dan ulkus kornea.
Terapi
Pada entropion ringan, kornea dapat dilindungi dengan memberikan lubrikan atau pelembab secara topikal. Biasanya operasi di tunda sampai pasien berusia 1-2 tahun.
Entropion parah harus dioperasi (correction) karena dapat menyebabkan lesi kornea, walaupun terjadi pada hewan muda. Hindari terjadinya overcorrection, terlebih pada hewan muda.
Sebelum melakukan operasi, evaluasi terlebih dahulu derajat keparahan dan lebarnya entropion, sebelum maupun sesudah diberikan anestesi topikal.
Pada lesi lama, bulu mata akan terlapisi dengan material mukoid berwarna kuning keputihan. Hal tersebut dapat mengindikasikan tingkat keparahan entropion.
Terdapat beberapa metode dan variasi dalam operasi entropion, umumnya berdasarkan dari metode Hotz. Penanganan entropion antara lain:
1. Jahitan Sementara Pengangkatan Kelopak Mata (Tacking)
Perlu dilakukan anestesi general. Beberapa jahitan dilakukan dengan benang monofilament non-absorbable seperti 3-0 atau 4-0 polybutester atau nylon.
Pola jahitan yang digunakan adalah matras secara vertical.
- Tusukan jarum pertama sekitar 2 mm dari tepi kelopak mata, panjang jahitan sekitar 3-4 mm. Jahitan kedua berjarak sekitar 1 cm dari jahitan pertama.
- Ketika jahitan diikat, maka kelopak akan terlipat.
- Jahitan dibiarkan selama kurang lebih 4 minggu.
Pada beberapa hewan muda, terkadang mengalami kesembuhan permanen. Jika entropion masih terjadi, maka diperlukan tindakan operasi, kecuali bila hewan masih sangat muda, dalam kasus ini “tacking” dapat diulang kembali.
2. Kombinasi dari Metode Hotz (Cara Ortodoks)
Persiapan operasi :
Dilakukan restrain yang baik pada hewan, diletakkan pada posisi ventral recumbency atau berdiri.
Anestesi yang dapat digunakan adalah anestesi umum atau anestesi lokal menggunakan solusio procain HCl 2% yang dikombinasikan dengan premedikasi sedative.
Kulit pada tepi palpebrae dibersihkan dan didesinfeksi. Peralatan yang digunakan berupa pinset, scalpel, gunting, jarum jahit berpenampang segitiga berikut benang jahit yang non-absorable.
Teknik operasi
Pada Anjing
- Setelah dilakukan persiapan operasi dan anestesi, dibuat irisan pada kulit dan sebagian muskulus obricularis palpebrae berbentuk elips (fusiform).
- Kulit dipreparir dan muskulus obricularis dopotong sebagian. Tepi luka dipersatukan dengan pola jahitan terputus sederhana (non absorrable) sehingga timbul tarikan ke arah luar pada tepi kelopaknya.
- Jahitan di ambil setelah 7-10 hari pasca operasi.
Pada Kucing
- Kasus entropian pada kucing, premedikasi yang digunakan adalah Acepromazine 0,0125 mg / kg, metadon 0,2 mg. Anestesi diinduksi dengan Propofol 6 mg / kg dan dipertahankan dengan oksigen dan isofluorane.
- Operasi dilakukan dengan cara membuat sebuah sayatan awal yang dilakukan sepanjang 2 mm sejajar dengan marjin tutup, membentang sepanjang daerah entropion kemudian ditambah 2-3 mm pada kedua sisi.
- Sebuah sayatan kulit lengkung kedua dibuat ventral dengan yang pertama, biasanya 2-3 mm terpisah , tetapi tergantung pada sejauh mana entropion tersebut.
- Kulit intervensi itu dipotong dengan kedalaman sampai mengenai otot orbicularis oculi.
- Luka ditutup dengan 5 / 0 ( 1 metrik ) polygalactin 910 dalam pola sederhana, pertama menempatkan jahitan pusat, kemudian mengisi sisa sayatan dengan membagi dua jahitan.
Keuntungan Metode Hotz adalah mudah dikerjakan, tetapi kelemahannya adalah pemotongan kulit yang terlalu lebar sehingga operasi kurang steril dan dapat menimbulkan kelopak mata tertarik keluar secara berlebihan yang menyebabkan ectropion. Berikut adalah beberapa modifikasi dari metode Hotz:
Pasca Operasi
Setelah operasi selesai, dapat diberikan salep antibiotik untuk mata (misalnya tetrasiklin 1%, chlorampenicol 1%, nebacatin 1% dan lain-lain) dan anestesi lokal coccain 2% selama beberapa hari. Jahitan dibuka setelah 7-10 hari pasca operasi. Hewan juga harus diberikan elizabeth colar untuk mencegah hewan menggaruk luka operasi pada matanya
a. Modifikasi pertama adalah dengan menggunakan forcep hemostatik
- Kulit yang akan dipotong dijepit menggunakan forcep Halsted atau Crile.
- Posisikan forcep dengan melepas-pasang jepitan hingga mendapatkan ukuran yang sesuai untuk dipotong.
- Setelah mendapat posisi yang sesuai, jepit forcep dengan erat selama 30 detik, lalu lepaskan.
- Pola jepitan yang terbentuk lalu dipotong dengan gunting.
- Sangat penting untuk memotong semua jaringan yang terkena jepitan forcep untuk mencegah trauma atau luka parut pasca operasi.
b. Pada modifikasi kedua, yaitu metode insisi.
- Pertama gunakan spatula Jaeger dibawah kelopak mata untuk mempertahankan posisi selama insisi dilakukan. Insisi pertama letaknya sekitar 2 mm dari tepi kelopak.
- Ukuran dan bentuk kecacatan entropion mempengaruhi ukuran dan bentuk area kulit yang akan dipotong.
- Umumnya insisi berbentuk seperti bulan sabit. Walaupun dianjurkan agar otot orbicularis dipotong yang sering dilakukan pada entropion parah, akan tetapi hal ini dapat mengakibatkan trauma.
- Kemudian kulit dijahit menggunakan 5-0 sampai 6-0 nylon dengan pola interrupted. Jahitan berjarak sekitar 2-3 mm tegak lurus dari tepi kelopak mata dengan simpul menjauh dari kornea.
Terapi pasca operasi dapat dilakukan dengan memberikan antibiotic topikal atau tetes mata, collar untuk menghindari self-trauma, dan analgesik.
Kegagalan dalam teknik ini umumnya diakibatkan karena insisi terlalu jauh dari tepi kelopak mata dan jarak antar jahitan terlalu jauh.
c. Modifikasi ketiga umumnya dilakukan pada anjing brachycephalic, ketika lipatan di sekitar hidung mengiritasi kornea.
3. Metode Wheeler
Persiapan operasi
Hewan direstrain dengan baik dengan posisi ventral recumbency atau berdiri.
Kemudian dianestesi umum atau dapat juga anestesi lokal dengan solusio procain-HCl 2 % kemudian kulit pada tepi palpebrai dibersihkan dan disterilkan.
Teknik operasi
- Setelah dilakukan persiapan operasi dan anestesi, lalu buat irisan di tepi entropion agar jatuh di tengah-tengah dari musculus orbicularis.
- Dipisahkan kedua tepi dengan jaringan di bawahnya, kemudian dicari dan lepaskan otot orbicularis untuk dipotong di tengah-tengahnya agar rata.
- Kemudian dipersatukan dengan otot orbicularis dengan menumpangkan salah satu ujungnya ±5 mm dengan pola matras (catgut 000/000).
- Digeser sedikit ke ventral dan jahitkan dengan jaringan di bawahnya dengan pola matras.
- Kemudian kulit dijahit dengan pola simple interrupted.
- Setelah operasi dapat diberikan salep antibiotik untuk mata dan benang dapat diambil 7 – 10 hari pasca operasi.
Pasca Operasi
Sebagai pengaman setelah operasi selesai, dapat diberikan salep antibiotika untuk mata (misalnya tetrasiklin 1%, chlorampenicol 1%, nebacetin 1%) dan benang diambil setelah 7-10 hari setelah operasi. Hewan juga harus diberikan elizabeth colar agar tidah menggaruk luka operasi pada matanya.
Ectropion
Ectropion adalah suatu keadaan abnormal dimana pinggiran kelopak mata terkilir atau membengkok keluar.
Etiologi
Pada umumnya terjadi secara kongenital tetapi dapat pula secara perolehan karena terjadi cicatrix setelah sembuh dari luka (pada kuda, domba dan sapi) atau dapat terjadi sebagai akibat operasi entropion.
Cicatrik atau jaringan parut yang terjadi di permukaan luar mata akan menarik kelopak mata ke luar.
Ectropiom |
Ectropion juga dapat terjadi pada umur tua dan paralysa muskulus orbicularis. Ectropion sering terjadi pada kelopak mata bagian bawah.
Anjing yang sering mengalami ectropion adalah jenis Saint Bernard, Bloodhound, American Cocker Spaniel, Basset Hound, Neopolitan mastiff dan Bulldog.
Gejala Klinis
Ectropion dapat menyebabkan radang conjunctiva dan palpebrae serta epiphora yang dapat menyebabkan cornea dehidrasi.
Penanganan ectropion dapat dilakukan dengan operasi memperpendek tepi kelopak mata.
Terapi
Persiapan operasi
Hewan direstrain dengan baik dengan posisi ventral recumbency atau berdiri. Kemudian dianestesi umum atau dapat juga anestesi lokal yang dikombinasikan dengan premedikasi sedative. Kulit pada tepi palpebrae dibersihkan dan didesinfeksi.
Teknik Operasi:
1. Teknik Wharton-Jones V-Y
Teknik Wharton-Jones V-Y adalah cara yang sering digunakan dalam operasi ectropion.
- Pertama, lakukan pemotongan bagian dari kelopak mata berbentuk huruf V pada sudut mata sebelah lateral (chantus lateral).
- Irisan dibuat mengenai kulit dan konjungtiva. Jahitan dibuat dua tahap, konjungtiva dengan catgut 4-0 dan kulit di jahit secara simple interrupted dengan benang monofilament non-absorbable (katun).
- Jahitan pada konjungtiva diusahakan simpulnya terdapat pada bagian luar agar tidak menggesek sclera dan kornea.\
2. Metode Trophine
- Buat irisan berbentuk bulat dengan alat trophine sebanyak 3-4 buah pada kulit dan
- musculus orbicularis oculi kelopak mata bawah kemudian dijahit lagi (simple interrupted) dengan arah melintang, menggunakan benang yang non-absorbable.
Pasca Operasi
Jahitan operasi diambil setelah 8-10 hari setelah operasi dilakukan. Perawatan pasca operasi ectropion hewan diberikan saleb antibiotika dan dijaga agar tidak digaruk dengan cara mengikat kaki belakang.Penutup
Kelopak mata memiliki peranan penting dalam kesehatan mata dan kondisi abnormal pada kelopak mata umumnya membutuhkan tindakan operasi.
Abnormalitas pada kelopak mata antara lain adalah entropion dan ectropion. Entropion adalah suatu keadaan dimana pinggiran atau tepi kelopak mata membengkok atau terkilir ke dalam.
Ectropion adalah suatu keadaan abnormal dimana pinggiran kelopak mata terkilir atau membengkok keluar.
Terdapat beberapa teknik operasi yang diterapkan dalam menangani entropion dan ectropion. Terapi operasi entropion antara lain; jahitan sementara pengangkatan kelopak mata (tacking), kombinasi dari metode Hotz (cara ortodoks), dan metode Wheeler.
Sedangkan dalam kasus ectropion dapat digunakan teknik Wharton-Jones V-Y dan metode Trophine.
Referensi
Slatter, Douglas. 2002. Textbook of Small Animal Surgery 3rd edition. USA: Elsevier Science.
Sudisma, I.G.N., Putra Pemayun, I.G.A.G., Jaya Wardhita, A.A.G., dan Gorda, I.W. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Denpasar: Pelawa Sari.
Summers, A. 2007. Common Disease of Companion Animal.USA: Elsevier,Inc.
Stades, Frans C., et al. 2007. Ophthalmology for the Veterinary Practitioner. Germany: schlütersche.
Labels:
Bedah Veteriner
Tidak ada komentar:
Posting Komentar