Embriologi & Genetik

[Embriologi & Genetik][bsummary]

vehicles

[vehicles][bigposts]

business

[Embriologi & Genetik][twocolumns]

Definisi, Persiapan Dan Pasca Bedah Daerah Kepala Dan Leher

Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh (Smeltzer and Bare, 2002). Operasi (elektif atau kedaruratan) pada umumnya merupakan pristiwa kompleks yang menegangkan (Brunner dan Suddarth, 2002).

Sebelum operasi dilakukan pada esok harinya. Pasien akan diberikan obat-obatan premedikasi untuk memberikan kesempatan pasien mendapatkan waktu istirahat yang cukup. 

Obat-obatan premedikasi yang diberikan biasanya adalah valium atau diazepam. Antibiotik profilaksis biasanya diberikan sebelum pasien dioperasi. 

Antibiotik profilaksi yang diberikan dengan tujuan utnuk mencegah terjadinya infeksi selama tindakan operasi, antibiotik profilaksis biasanya diberikan 1-2 jam sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan pasca bedah 2-3 kali (Sjamsuhidayat dan Dejong, 2004).

Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi atau pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi (Smeltzer and Bare, 2002).


Persiapan yang baik selama periode operasi membantu menurunkan resiko operasi dan meningkatkan pemulihan pasca bedah. Tujuan tindakan keperawatan preoperasi (Luckman dan Sorensen 1993).

Pembedahan pada bagian kepala dan leher dilakukan kepada pasien yang mengalami gangguan, kelainan, maupun penyakit yang berlokasi di bagian kepala dan leher sehingga untuk penanganan medis lebih lanjut dibutuhkan pembedahan di bagian tersebut demi memulihkan kondisi pasien menjadi normal kembali.  

Definisi, Persiapan Dan Pasca Bedah Daerah Kepala Leher

Definisi Daerah Kepala Leher 

Dalam ilmu kedokteran, otolaringologi merupakan cabang dari ilmu kedokteran yang khusus meneliti diagnosis dan pengobatan penyakit telinga, hidung, tenggorokan serta kepala dan leher (THT). Adapun beberapa macam operasi yang dilakukan pada daerah kepala dan leher hewan.

a.  Bagian Telinga External

Haematoma atau Aural Hematoma merupakan keadaan dimana pecahnya pembuluh darah yang ada di telinga luar sehingga menyebabkan adanya timbunan darah di telinga diakibatkan oleh parasit ataupun ketidaknyamanan hewan sehingga hewan tersebut terlalu keras menggaruk daerah telinga ataupun mengibaskan telinganya terlalu kencang. 

Kejadian ini sering terjadi pada hewan anjing, kucing, ataupun babi. 

Aural Hematoma pada anjing hingga penanganan pasca operasi yang menggunakan metode bantal atau sering disebut Pillow Method.
Aural Hematoma pada anjing hingga penanganan pasca operasi yang menggunakan metode bantal atau sering disebut Pillow Method



b. Bagian Wajah

Trepanasi adalah operasi membuka suatu rongga yang berdinding keras, misalnya tulang dengan menggunakan alat trepan. Misalnya operasi sinus didaerah kepala atau operasi pada liang (rongga) sumsum tulang. Trepanasi sering dilakukan pada hewan besar, antara lain untuk membuka sinus maxillaris mayor, sinus maxillaris minor, sinus choncho frontalis, sinus frontalis, rongga hidung, dan rongga-rongga pada rahang bawah. 

c. Bagian Mulut·  

Tonsillectomy adalah tindakan operasi pengangkatan tonsil yang disebabkan oleh batuk yang persisten ataupun terjadi secara kronis atau disebut hypertrophic tonsilitis kronis yang biasa terjadi pada anjing.




Operasi Tonsillectomy pada Anjing
Operasi Tonsillectomy pada Anjing


d. Bagian Tanduk·

Dehorning atau yang lebih dikenal dengan Potong Tanduk. Dilakukan pada anak sapi yang berumur kurang dari satu minggu dengan menggunakan pisau tajam, lalu mengiris pangkal tanduk sampai sedalam 1/8 inchi dari permukaan kulit kemudian dikauterisasi. Sedangkan pada sapi dewasa, dehorning dilakukan dengan cara berdiri (standing).




teknik dehorning pada sapi
 (a)  Perdarahan dikontrol dengan mengikatkan tali yang panjang sekitar pangkal kedua tanduk; (b) mengencangkan ikatan diantara kedua tanduk. Metode yang sebenarnya yaitu menghilangkan tanduk relatif tidak penting dimana disediakan corium akan dihapus dengan oleh pangkal tanduk. 

e. Bagian Leher

·Tracheotomy adalah operasi membuka trachea yang dilakukan pada suatu keadaan dimana hewan sangat menderita gangguan pernafasan. 

Dimana gangguang pernafasan yang disebabkan karena terjadinya oedema dan peradangan pada bagian larynx, terjadinya proses osifikasi pada tulang rawan baik yang bersifat persian maupun komplit, keadaan trachea yang pipih atau collaps dan pada pelaksanaan operasi berat, kadang – kadang diperlukan pernafasan buatan melalui trachea.
·
Ventriculectomy laryngeal pada kuda dimana tindakan operasi pada laring ventral kuda yang mengalami paralisis di nervus kiri recurrent laryngeal pada kuda yang diikuti dengan paralisis otot intrinsik pada laring yang mana menyebabkan hemiplegia pada laringeal.
·
Esophagostomy adalah suatu tindakan pembedahan dengan jalan melakukan insisi atau membuka lumen esophagus dengan lokasi pembedahan yang dapat ditentukan dengan cara palpasi untuk menentukan letak sumbatan esophagus oleh adanya benda asing.

f. Bagian Mata


  • Entropion yaitu suatu keadaan tepi dari kelopak mata membengkok atau terkilir ke dalam secara abnormal. Yang disebabkan adanya trauma conjunctiva, spasmus dari muskulus orbicularis palpebrae akibat adanya rasa sakit pada mata. Dengan gejala klinis yang ditimbulkan yaitu keratitis superficial blepharospasmus (kejang kelopak mata), epivora, dan ulkus kornea.Entropin kongenital serinng terjadi pada domba, sedangkan yang perolehan terjadi sebagai akibat proses trauma. Biasanya yang mengalami entropin adalah kelopak mata bawah. Pinggiran kelopak mata akan melipat ke dalam sehingga bulu mata yang melekuk ke dalan menyebabkan conjunctivitis, keratitis serta laserasi dan ulkus kornea.
  • Ectropion yaitu keadaan kelopak mata secara abnormal membengkok atau terkilir ke luar dan menyebabkan conjuctiva terbuka. Pada umumnya terjadi secara kogenital, perolehan, atau dapat terjadi karena akibat operasi entropion. Entropion juga dapat terjadi karena umur tua dan paralysa muskulus orbicularis. Ectropion sering terjadi pada kelopak mata bagian bawah anjing. 

  • Dermoid yaitu keadaan tumbuh kulit disertai dengan bulunya pada bagian konjunctiva, schlera, maupun cornea secara kongenetal. Adanya kulit dan bulunya akan mengititasi mata sehingga terjadi epipora, konjungtivitis, dan keratitis.
  • Extipartio Bulbus Oculi Intoto yaitu tindakan operasi untuk pengeluaran seluruh bola mata dari cavum orbita.Bila penyebabnya tumor maka selain bola mata juga sebanyak mungkin otot yang sakit dibuang termasuk sedikit jaringan otot yang sehat. Apabila penyebabnya proses traumatis maka bola mata dapat diambil dan ditinggalkan jaringannya sebanyak mungkin agar kesembuhan cepat terjadi dan mata tidak terlalu cekung. Sebelum bola mata dipotong, bagian pangkalnya perlu diligasi agar tidak terjadi pendarahan.

  • Operasi Reposisi dan Enukleasi Bulbus Oculi merupakan Reposisi dan enukleasi bulbus oculi merupakan pengembalian kedudukan bola mata ke keadaan semula dengan cara pengangkatan bola mata dan sebagian nervus optikus anterior, dengan usaha untuk mempertahankan konjungtiva, kapsula Tenon, serta otot ekstraokular.


  • Operasi Laserasi kelopak mata adalah suatu keadaan dimana robeknya kelopak mata yang diakibatkan oleh beberapa faktor ,antara lain mekanisme trauma karena benda tumpul  atau benda tajam  pada daerah mata,atau karena gigitan serangga.


Persiapan Bedah Daerah Kepala Leher 

Persiapan yang umumnya dilakukan yaitu :

a. Persiapan Pasien (Hewan) Yang Akan Di Operasi 


Persiapan  dan  pemilihan  yang  berhubungan    dengan  pembedahan pasien memerlukan perhatian  yang  teliti.  Pasien  perlu  selalu  dilakukan  pengujian  fisik lengkap,  yang  diikuti oleh  pemeriksaan  laboratorium.  Sejarah  penyakit  membantu dalam  menentukan  uji laboratorium  dan  fisik.  

Memperoleh  informasi  sebelum dilakukan  operasi  juga  dilakukan  sebagai  perbandingan menyangkut  status  hewan sebelum  dan  setelah  pembedahan  (mis.,  keadaan  tulang belakang  sebelum  dan sesudah  operasi  dilakukan).  

Dalam  kasus  ini  tidak  ada  kelainan fisik  pada  hewan tersebut  sebelum  dilakukan tindakan  bedah.   Sudah  dilakukan pemeriksaan  fisik sebelumnya  dan  anjing  sempat diistirahatkan  beberapa  hari  untuk observasi  kimia darah  dan  penelusuran  lebih  lanjut tentang  adan ya  potensi  tumor kelamin  ini bermetastasis  sampai  ke  paru-paru  dan  hati. 

Hewan  dipuasakan  sehari sebelum dilakukan tindakan bedah yaitu ovarihisterektomi dan pengangkatan tumor kelamin. Suatu  sejarah  saksama  dari  pemilik  atau  yang  membawa hewan  membantu dalam evaluasi  menyangkut  identifikasi  dan  proses  kelainan  lain  yang mungkin mempengaruhi perawatan.  

Walaupun  dalam  keadaan  darurat  sejarah    sering diperlukan,  sejarah saksama secepatnya  harus  diperoleh.  Sejarah  meliputi  keluhan, signalemen,  diet,  latihan, lingkungan,  permasalahan  medis  sebelumnya,  dan perawatan. 

Sejarah  ini  penting  untuk mendeteksi  terapi  yang  diberikan  apakah antiinflammatory kronis  atau  akut, antimicrobial, berpotensi  nephrotoxic,  atau anticonvulsant,  seperti  halnya infeksi  di  tempat  lain  di badan pasien. 

Sebelum melaksanakan operasi, operator harus memahami apa yang akan dioperasi. Perilaku dari pasien yang akan dioprasi juga perlu diperhatikan dan dipelajari.

Apabila pasien dalam kondisi stabil seperti yang tercantum dari hasil pemeriksaan maka operasi siap dilaksanakan. Namun, jika kondisi pasien tidak stabil makan dilakukan stabilisasi kondisi pasien hingga stabil dan siap dilaksanakan operasi.

Sebagian besar persiapan site operasi yang dilakukan pada bedah bagian kepala dan leher yaitu merestrain hewan yang akan di operasi terutama pada bagian kepala dan leher yang akan di operasi, mencukur rambut hewan jika yang diambil tindakan pada daerah mata maka kulit tepi palpebral yang di bersihkan dan didesinfeksi dengan antiseptik.

b. Persiapan Alat, Bahan Dan Obat

Menyiapkan alat – alat operasi lalu disterilkan dan menyesuaikan alat – alat dengan jenis operasi yang dilakukan. Setelah itu mengambil tindakan pada pasien untuk di anestesi umum, anestesi lokal, maupun anestesi regional dengan obat premedikasi, hemostatika, antibiotika, analgesic, antiradang, infus (LR, dextrose 5%). 

c. Persiapan Ruang Operasi

Menyiapkan ruang operasi tetap bersih dengan semua peralatan yang ada di dalam ruang operasi harus steril. Serta memastikan lantai dan meja operasi harus didesinfeksi dan penerangan yang cukup untuk bagian kepala dan leher yang akan dioperasi.

d. Persiapan Operator

Adapun kompetensi yang harus dimiliki operator yaitu :
  1. Memahami prosedur operasi,
  2. Dapat memprediksi hal – hal yang mungkin terjadi, atau dapat menggambarkan bahaya-bahaya yang mungkin akan timbul pada waktu melaksanakan operasi.
  3. Dapat memperkirakan (prognosis) hasil operasi yaitu fausta, dubius, infausta,
  4. Personal hygiene yaitu memiliki kondisi sehat serta melakukan pembersihan diri seperti mencuci tangan dengan sabun antiseptic, memakai baju operasi, sarung tangan (glove), topi, dan masker.
  5. Siap fisik dan mental
  6. Serta memiliki ketrampilan
  7. Harus memahami kemungkinan kesulitan post operasi.
  8. Memperkirakan ketahanan hewan terhadap operasi yang akan dikerjakan.
  9. Menentukan/memperkirankan berapa jumlah asisten yang membantu operasi tersebut.
  10. Menentukan alat-alat serta obat-obatan yang diperlukan.
  11. Dapat menentukan/ mengerjakan dengan teknik yang tepat dan benar.


Pasca Bedah Daerah Kepala Leher


Perawatan pasca operasi yang dapat diberikan yaitu :

a. Pemberian Obat

  • Antibiotika. Antibiotik sangat penting dalam proses perawatan pasca operasi. Fungsi antibiotik dalam perawatan pasca operasi adalah untuk mencegah terjadinya infeksi pada bekas operasi yang disebabkan oleh bakteri.Antibiotik juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme.. Pemberian salep tetrasiklin 1 %, chlorampenical 1%, nebacetin 1%, lokal anestesi dengan kokain 2% selama beberapa hari.
  • Antiradang. Obat anti inflamasi (anti radang) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), anti piretik (penurun panas), dan anti inflamasi (anti radang).
  • Analgesik. Analgesik merupakan obat yang penting dalam pasca operasi, karena analgesik adalah obat yang dapat mengobati rasa  nyeri pasca operasi dan komplikasinya seperti mual dan muntah. 
  • Vitamin A, Vitamin B Kompleks, Vitamin C (untuk terapi supportif). Pemberian vitamin B. Kompleks, vitamin A, vitamin C merupakan hal yang penting. Pemberian vitamin ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari pasien (hewan).
  • Cairan infus (LR, Dextrose 5-10%). Laktat Ringer dan dextrose 5%  merupakan perawatan pasca operasi yang bertujuan untuk menjaga kondisi pasien agar tetap stabil.
  • Hemostatika. Obat hemostatika merupakan obat yang diperlukan unutuk pasca operasi, karena obat ini berfungsi untuk menghentikan pendarahan. 

b. Melindungi Luka

  • Memakaikan pasien (hewan) dengan Elizabeth Collar. Tujuan dari pemakaian Elizabeth Collar agar menghindari pasien (hewan) tidak menggaruk luka operasi.
  • Membalut luka tersebut. Tujuan dari pembalutan luka agar luka tidak terkontaminasi dari organisme luar.

c. Membatasi Pergerakan 

  • Dikandangkan
  • Diikat ataupun di rantai. Dengan cara mengingat kaki belakangnya agar pasca operasi tidak tergaruk.

d. Memberi nutrisi yang baik serta dipuasakan beberapa hari.

Pengobatan diindikasikan untuk pasien dengan tanda-tanda klinis yang ringan dan binatang-binatang dengan kurang dari 50% runtuhnya (Stadium I). Terapi medis untuk hewan pasca pembedahan merupakan gejala dan paliatif, tidak kuratif. 

Biasanya, pasien (hewan) diperlakukan dengan kombinasi  dari antitusif, bronkodilator, kortikosteroid antiinflammatories,  antibiotik dan obat penenang. Sangat jarang untuk  pasien untuk menerima semua terapi yang tercantum di atas, dan  pengobatan disesuaikan dengan kebutuhan individu.  

Mengontrol obesitas, meningkatkan ventilasi dan kualitas udara  di lingkungan pasien. Selain itu juga diberikan neurobion 0,5 mg/hari secara IM dan antibiotik Nova 0,05 ml per dua hari selama tiga kali. Pemberian neurobion dilakukan untuk memperkuat kerja syaraf sedangkan pemberian antibiotic dilakukan untuk mencegah infeksi sekunder.

Pengobatan antibiotik pasca operasi diteruskan dan untuk mempercepat pertumbuhan kulit baru serta otot yang mengalami lisis dipergunakan Unguentum Balsamum Peruvianum 20 % yang dicampur dalam jumlah yang sama dengan Unguentum Jecores Ascelli IO %. 

Dalam masa persembuhan, kurang lebih dua bulan pasca operasi, pemah dicoba dilakukan penutupan kulit dengan penjahitan, tetapi tidak bcrhasil baik karena kulit yang terbentuk masih rapuh dan belum cukup kuat untuk menahan otot-otot di bawahnya. 

Pcngobatan antibiotika sistemik diperpanjang dan dilakukan bervariasi (Gentamycin 50 dan Penstrep 200), serta diberikan salep perangsang epithelisasi yang bervariasi pula (Bephanten TM dan Unguentum Balsamum Perivianum 20 %, Unguentum Jecores Ascelli I0 %) dengan pertimbangan kemunculan infeksi sekunder di daerah luka sayatan dan lemahnya pertautan kulit baru yang terbentuk.


Studi Kasus

Pada kasus penyembuhan pada hewan melalui pembedahan di bagian kepala leher, misalnya pada kasus hematoma pada anjing menurut jurnal “WALTHAM Focus Vol 10 No 4 tahun 2000, THE WORLD’S LEADING AUTHORITY ON PET CARE AND NUTRITION,” sebelumnya dilakukan pemeriksaan menyeluruh dari kanal aural menggunakan anestesi umum. Kemudian dilihat dari penyebab yang mendasari adanya pengobatan melalui pembedahan.

Beberapa tindakan pencegahan pada tahap persiapan pembedahan sangat penting, misalnya (pada kasus hematoma) dengan menyumbat saluran aural menggunakan kain kasa untuk pencegahan keluarnya cairan hematoma mengalir keluar bagian telinga eksternal. 

Tindakan higienis dan steril sangat penting dalam proses pembedahan, baik pada saat persiapan maupun pada tindakan pasca pembedahan.

Peralatan yang menunjang sebelum dilakukan tindakan operasi pembedahan pada bagian kepala leher juga harus dipersiapkan sebaik mungkin, misalnya pada kasus ekstraksi dental pada kuda berdasarkan jurnal Chaired by Nigel Woodford , sehingga  peralatan ekstraksi harus mencakup dari beberapa alat yang sesuai dengan perbaikan pada molar. 

Waktu pemulihan setelah tindakan operasi juga harus diperhatikan. Karena hal tersebut menunjang cepat maupun lambatnya proses recorvery pada bagian kepala dan leher yang telah mendapatkan tindakan medis pembedahan. 

Tindakan pasca operasi umumnya dilakukan dengan pemberian beberapa obat preventif agar tidak terjadi infeksi sekunder, terapi pada kasus fraktur (misalnya pada kasus Kolaps Trakea pada anjing) yang ditulis oleh Alistair Gibson pada jurnal  “Tracheal collapse in dogs: to ring or to stent?” dan tindakan medis lainnya yang menunjang kepulihan pasien (hewan) yang telah mendapatkan tindak medis pembedahan.


Penutup

Pembedahan pada bagian kepala dan leher dilakukan kepada pasien yang mengalami gangguan, kelainan, maupun penyakit yang berlokasi di bagian kepala dan leher sehingga untuk penanganan medis lebih lanjut dibutuhkan pembedahan di bagian tersebut demi memulihkan kondisi pasien menjadi normal kembali.  

Beberapa tindakan pencegahan pada tahap persiapan pembedahan sangat penting, Tindakan higienis dan steril sangat penting dalam proses pembedahan, baik pada saat persiapan maupun pada tindakan pasca pembedahan. 

Peralatan yang menunjang sebelum dilakukan tindakan operasi pembedahan pada bagian kepala leher juga harus dipersiapkan sebaik mungkin. 

Tindakan pasca operasi umumnya dilakukan dengan pemberian beberapa obat preventif agar tidak terjadi infeksi sekunder, terapi dan tindakan medis lainnya yang menunjang kepulihan pasien (hewan) yang telah mendapatkan tindak medis pembedahan.

Daftar Pustaka

anonimous, 2010. http://med.unhas.ac.id/fkuhanatomi/index.php?limitstart=12 (diakses tanggal 20 september 2013)

Beaudoin, O. 2013. Percutaneous cartilage injection: A prospective animal study on a rabbit model. Journal of Otolaryngology - Head and Neck Surgery,42:7.

Bergin. M. 2013. Systematic review of animal models of middle ear surgery. World J Otorhinolaryngol 28; 3(3): 71-88.

Ducharme G. Norm. 2011. Laser surgery in the upper respiratory tract. Cornell University. New York, USA.

Estaca, E.et al. 2008. Maxillary sinus-floor elevation: an animal model. Veterinary Anatomy, University of Murcia. Spain. Clin. Oral Impl. Res. 19, 2008 / 1044-1048.

Eyarefe O.D, Onguntoye C.O, Emikpe B.O. 2013.A Preliminary Report on Aural Hematoma Management with Auricular Pillow Method. Departement of Veterinary Surgery and Reproduction, University of Ibadan. Nigeria.

Gibson, Alistair. 2009. Tracheal Collapse in Dogs: to Ring or to Stent. Irish Veterinary Journal. Earlswood Veterinary Hospital 193 Belmont Road, Belfast, Northern Ireland.

Hickman, Houlton, Edwards. An atlas of Veterinary Surgery.

Kılıç, Nuh, et al. 2012. Surgical Treatment of Corneal Large Dermoid in a Simmental Calf. Department of Veterinary Surgery, Faculty of Veterinary Medicine, Adnan Menderes University. 09016 - Isikli, Aydin, Turkey. Acta Scientiae Veterinariae. 40(2): 1041.

Joyce, Judith.2000.Canine Aural Hematoma.Croft Veterinary Hospital, Blyth. Northumberland, United Kingdom.

Pearce, Chris. 2011. Dental Extraction in The Standing Horse. The Barn Equine Surgery, Ringwood Road, Three Legged Cross, Wimborne. United Kingdom.

Tremaine Henry. 2011. Sinus surgery in the standing horse. University of Bristol. Langford, UK.

Rahardjo Pudji,dkk.1985.Diktat Ilmu Bedah Umum.Universitas Udayana :Denpasar.

Sudisma Ngurah,dkk.2006.Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi.Universitas Udayana :Denpasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar