BLOAT (KEMBUNG)
Definisi
Bloat/kembung/timpani merupakan penyakit yang banyak menyerang ruminansia. Bloat diakibatkan oleh banyak faktor. Namun secara garis besar, timbulnya kembung disebabkan oleh akumulasi gas hasil fermentasi mikroba yang berlebihan didalam rumen. Secara umum, ruminansia dalam mencerna suatu pakan dibantu oleh mikroba terutama dalam mencerna protein. Pada proses pencernaan protein oleh mikroba akan menghasilkan berbagai enzim dan asam amino yang dapat diserap oleh usus. Namun disisi lain, proses pencernaan protein oleh mikroba juga menghasilkan produk sampingan berupa metana (CH4) dan karbondioksida (CO2). Gas – gas inilah yang apabila tidak dikeluarkan melalui eruptasi atau flatus akan tertimbun di rumen. Apabila masih dalam kategori bloat ringan dapat sembuh sendiri tetapi apabila hal itu terus menerus dibiarkan akan menjadi fatal dimana gas akan membentuk buih sehingga semakin sulit dikeluarkan. Bloat merupakan ancaman bagi peternakan sapi karena dapat menurunkan produktivitas ternak, menurunkan feed intake, mengalami kerugian ekonomi, bahkan kematian.
Bloat dibagi menjadi 2 jenis yaitu bloat primer dan bloat sekunder. Bloat primer adalah Bloat berbusa atau berbuih yang terjadi akibat penumpukan gas hasil permentasi yang berbentuk gelembung kecil terperangkap secara persisten diantara isi lambung atau ingestasedangkan bloat sekunder adalah tertimbunnya gas hasil fermentasi diatas permukaan ingesta.
Etiologi
Beberapa penyebab (etiologi) dari bloat meliputi :
a) Pemberian leguminosa atau konsentrat secara berlebihan dengan jumlah air yang tidak seimbang.
b) Pemberian rumput yang terlalu muda tanpa dilayukan
c) Adanya sumbatan pada esofagus
d) Ternak merumput pada lahan yang baru dipupuk dan memakan ubi atau tanaman sejenis yang dapat menahan keluarnya gas
e) Faktor genetik
f) Mikroba rumen yang tidak seimbang
g) Produksi saliva menurun
h) Manajemen peternakan yang buruk
i) Toksik
j) Ternak memiliki kadar kalsium darah yang rendah dan terjadi konstipasi
Gejala klinis
a) Tampak perut sebelah kiri menonjol (membesar) pada daerah flank
b) Sapi terbaring di tanah dengan ekor diangkat
c) Sapi berdiri dengan kaki diregangkan ke arah luar dan malas bergerak
d) Dari mulut dan hidung keluar leleran warna hijau dan sisa kunyahan pakan
e) Dyspnea, gelisah, dan konstipasi
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan bedasarkan gejala klinis dan pengamatan epididemiologi.
Penanganan dan pengobatan
a) Rumenotomi
b) Trokarisasi
Teknik ini menggunakan trokar (jarum dengan panjang 10 cm diameter 1 cm) atau dengan pisau (lebar 1-2 cm) dan bambu panjang 30 cm
c) Tube rumen
d) Sintetik surfaktan (anti busa): poloxalene 10-18 g/hari dibagi 2 dosis
e) Minyak tumbuhan (kelapa, sayur, kacang) : 300-500 ml sekali sehari selama 2-3 hari.
f) Minyak mineral (parapin): 80-250 ml.
g) Minyak jarak : 200 ml (hanya untuk sapi dewasa)
h) Antibiotika
i) Cuka hangat : ½ liter dua kali sehari.
j) Daun pisang
Pencegahan
a) Perbaikan manajemen peternakan
b) Menggembalakan ternak pada padang gembalaan yang terdiri atas banyak jenis rumput dan digembalakan di siang hari
c) Penambahan garam 4% pada pakan
Labels:
Wisata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar