Embriologi & Genetik

[Embriologi & Genetik][bsummary]

vehicles

[vehicles][bigposts]

business

[Embriologi & Genetik][twocolumns]

Hernia Diaphragmatica pada Hewan

Pengertian

Hernia diaphragmatica (DH) atau disebut juga hernia leuroperitoneal terjadi apabila terjadi ruptur atau robek pada diaphragma sehingga organ abdomen dapat masuk ke rongga thorak. Hernia diaphragmatica disebabkan oleh trauma yang mengakibatkan diafragma menjadi lemah atau robek. 

Sering terjadi pada anjing dan kucing terutama bila perutnya tergilas kendaraan. Isi hernia dapat berupa omentum atau hati, lambung, dan limpa. Apabila isi hernia membesar maka akan terjadi sesak napas dan bagian perut akan terlihat kempis. 

Jika dilakukan perabaan pada bagian perut akan menunjukkan adanya bagian yang kosong, jika dilakukan perkusi pada bagian paru menghasilkan bunyi pekak (keras) dan jika dilakuakn auskultasi pada bagian paru akan menghasilkan bunyi bising dan jika dilakukan rontgen pada bagian rongga daada maka tampak ada bayangan dalam rongga dada.

Ada 2 jenis hernia diafragma terjadi pada anjing dan kucing: 
  1. Trauma yang disebabkan oleh suatu peristiwa yang mengenai diafragma, 
  2. Congenital atau bawaan biasanya hewan peliharaan memiliki penyakit hernia diaphragmatica saat lahir (Jenis yang paling umum dari subkategori ini adalah peritoneal-pericardial diaphragmatic hernia (PPDH).



Hernia Diaphragmatica pada Hewan
Anatomi diafragma normal

Etiologi

Penyebab dari hernia diaphragmatica adalah trauma akibat benda tumpul.Selain itu  trauma dapat terjadi akibat jatuh dari tempat yang tinggi (seperti keluar dari jendela), kecelakaan mobil atau pukulan berat. Berikut merupakan tiga jenis hernia diafragmatika yang sering terjadi pada anjing dan kucing.

Penyebab terjadinya hernia diafragmatika pada hewan antara lain:

1.  Hernia Diafragmatika Traumatik

Ruptur diafragma traumatik dapat terjadi karena adanya cedera tajam atau cedera tumpul. Kasus akibat trauma tumpul pada rongga abdomen umumnya disebabkan akibat kecelakaan ataupun tertabrak, hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intraabdominal yang dilanjutkan dengan adanya ruptur pada otot – otot diafragma. 

2.  Hernia Diafragmatika Kongenital
Pada kasus neonatus, hernia disebabkan oleh adanya gangguan pembentukan diafragma. Diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membran pleuroperitoneal, septum transversum dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding rongga thorak. 

Gangguan pembentukan itu dapat berupa kegagalan pembentukan sebagian diafragma, gangguan fusi ketiga unsur dan gangguan pembentukan otot. Pada gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi lubang hernia, sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan menyebabkan diafragma tipis dan menimbulkan eventerasi.

Gejala Klinis

Gejala klinis yang muncul tergantung pada tingkat keparahan hernia diaphragmatica. Pada anjing yang lahir dengan bawaan penyakit hernia diaphragmatica, tidak memperlihatkan gejala klinis yang terjadi. 

Biasanya dapat terjadi gejala klinis yang tidak spesifik seperti kesulitan bernapas ringan, terutama ketika stress atau berolahraga, dan periode gangguan pencernaan ringan. Dalam kasus yang parah atau akut biasanya anjing mengalami gangguan pernapasan, irama jantung yang abnormal, dan gejala syok sistemik. 

Perut terasa kosong ketika dilakukan perabaan. Tanda klinis pada  hernia diaphragmatica akut yaitu  kesulitan bernapas, pola pernapasan yang cepat dan  dangkal serta pernapasan abnormal . Ada juga gejala klinis  yang berhubungan dengan hati atau penyakit pencernaan seperti muntah atau anoreksia.

Durasi DH dapat berkisar dari beberapa jam sampai tahun. Dalam satu laporan 20% didiagnosis lebih dari 4 minggu setelah cedera. Hewan-hewan dapat menderita shock setelah cedera. Mereka sering menderita dari cedera yang berhubungan, seperti patah tulang. 

Dengan DH yang kronis, tanda-tanda klinis yang paling sering dijadikan acuan yang baik adalah kelainan sistem pernapasan atau gastrointestinal dan mungkin termasuk dyspnea, intoleransi latihan, anoreksia, depresi, muntah, diare, penurunan berat badan, dan / atau rasa sakit setelah konsumsi makanan (Fossum, 2005).

Hernia diafragmatika sering terjadi pada hewan kecil dan umur muda. Sering pada umu 1 -3 tahun. Angka mortalitas pada anjing penderita hernia diafragmatika akut berkisar 27.8% dan untuk yang kronis 26,2%.  Sedangkan pada kucing yang akut berkisar 20% dan untuk tipe kronis mortalitasnya 11,8%.


Diagnosa

Diagnosis biasanya berdasarkan pada riwayat medis, pemeriksaan fisik dan radiografi. Darah dan tes urine dapat dilakukan jika pasien menunjukkan gejala shock. Dalam kasus – kasus tertentu, USG atau studi radiografi pewarna khusus akan diperlukan untuk diagnosis definitif. 

Radiografi adalah tes yang paling berguna untuk diagnosis hernia diafragma. Pandangan radiografi pertama adalah dalam posisi yang menyebabkan setidaknya distress. Temuan viscera di dada sering saat diagnostik. 

Tetapi lebih sering kehilangan sebagian dari garis normal dari diaphragma atau kolaps lobus paru-paru dan cairan pleura terdeteksi. Dalam kasus ini ultrasonografi diagnostik adalah alternatif yang paling berguna.

Adapun tanda-tanda klinis terjadinya hernia diafragmatika pada kucing dilihat dari hasil radiografi,antara lain:
  1. Hilangnya garis diafragma dan bayangan hitam jantung
  2. Rongga abdomen yang tampak lebih besar dan tipis
  3. Usus loop
  4. Adanya gas di rongga thorak
  5. Dsypenia (sesak nafas)
  6. Terjadi pernapasan abdominal
Hernia Diaphragmatica pada Hewan
Hasil radiografi kucing yang mengalami hernia diafragmatika

Pengobatan

Herniorrhaphy dilakukan pada kesempatan pertama pada pasien yang stabil. Hewan terluka akut yang dirawat karena shock, diizinkan untuk beristirahat dengan tenang, dan diberikan oksigen tambahan. 

Pembedahan hanya dilakukan secara darurat di hadapan hipoventilasi mengancam jiwa karena kompresi paru-paru oleh organ abdomen (misalnya timpani lambung berikut herniasi perut) (Dennler, 2001)

Katerisasi intravena, terapi cairan, pemantauan yang memadai dan bantal pemanas sangat penting. Setelah induksi anestesi, penyisipan tabung endotrakeal memungkinkan pemeliharaan anestesi gas dan ventilasi terkontrol, ekspansi paru yang memadai dan oksigenasi. 

Garis tengah celiotomy adalah pendekatan yang lebih disukai. Dengan menggunakan pendekatan ini tidak perlu untuk mengetahui posisi robekan sebelum operasi dan memungkinkan pemeriksaan semua organ perut (Dennler, 2001).


Prognosis

Prognosis untuk hewan yang mengalami hernia diaphragmatica traumatis tergantung pada cedera lainnya yang terjadi. 

Diperkirakan bahwa sekitar 15 % dari hewan yang menderita trauma hernia diaphragmatica akan mati sebelum menjalani diketahui. 

Hewan yang menajalani operasi akan memiliki kesempatan hidup yang lebih besar daripada hewan yang tidak menjalanni operasi, tetapi jika ada adhesi (lampiran fibrosa) ke organ atau jaringan lain maka kesempatan hidupnya kecil. 

Tingkat kematian untuk anjing dan kucing menjalani operasi untuk peritoneal-pericardial diaphragmatic hernia ( PPDH ) rendah dan prognosis untuk kembali ke fungsi normal dan kinerja sangat baik .


Hernia Diaphragmatica pada Hewan
Hasil rontgen bagian rongga dada anjing yang normal

Referensi :

Besalti O, Pekcan Z, Caliscan M, and Aykut ZA. 2011. A retrospective study on traumatic diaphragmatic hernias in cats. Ankara Ãœniv Vet Fak Derg, 58, 175-179.

Fossum TW. 2005. Diaphragmatic Hernias : Surgical Treatment. In: 50° Congresso Nazionale Multisala SCIVAC. Rimini, Italia

Sudisma, IGN. 2006. Ilmu Bedah Veteriner Dan Teknik Operasi. Pelawa Sari. Denpasar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar