Embriologi & Genetik

[Embriologi & Genetik][bsummary]

vehicles

[vehicles][bigposts]

business

[Embriologi & Genetik][twocolumns]

Teknik Operasi Thoracotomy pada Hewan (Bedah Thoraks)


Pengertian

Thoracotomy merupakan incisi yang dilakukan dibagian rongga dada dan dilakukan oleh ahli bedah, namun jarang dilakukan kecuali dalam keadaan darurat oleh dokter dan paramedis. 

Organ yang palin sering dilakukan thorakotomy diataranya adalah jantung,paru-paru, dankerongkongan atau bagian anterior tulang belakangyang dilakukan untuk menemukan tumor dalam tulang belakang. 

Thoracotomy merupakan suatu operasi paling sulit dilakukan karena harus dilakukan dengan pembukaan rongga dada tergantung jenis operasi yang akan dilakukan, dan dampaknya sangat sakit yang dapat mengakibatkan pasien sulit untuk bernapas secara lancar, operasi ini mengarah ke atelectasis atau radang paru-paru. 

Thoracotomy memungkinkan untuk melakukan pengamatan  terhadap kondisi paru-paru, kerusakan dari paru-paru atau bagian dari paru-paru, kerusakan dari tulang rusuk, dan pemeriksaan, pengobatan, atau pengambilan suatu organ dalam rongga dada. 

Thoracotomy juga dapat dilakukan pada organ jantung, kerongkongan, diafragma, dan bagian aorta yang melewati melalui rongga dada (Anonimus, 2008).

Thoracotomy adalah pembedahan dengan pembelahan dinding dada, dapat juga dilakukan dengan pembelahan antara tulang-tulang rusuk (intercostal atau lateral thoracotomy) atau dengan pemisahan dari sternum (median sternotomy). 

Lobectomy pulmonary adalah pemotongan satu lobus paru-paru (complete) atau sebagian dari lobus paru-paru (partial). Pneumonectomy adalah pembuangan dari semua jaringan paru-paru pada satu bagian dari ruang thorac (Fossum, 2002).

Thoracotomy merupakan bedah yang sulit dilakukan karna didalamnya terdapat organ-organ visceral yang sangat sensitif. Thorakotomy biasanya dilakukan untuk mengatasikanker paru-paru dan oleh karena itu memerlukan anestesi umum dengan endotracheal tabung insersi dan ventilasi mekanis (Bojrab, 1975). 

Kanker paru-paru adalah yang paling umum memerlukan penanganan dengan thoracotomy. 
Tumors dan perkembangan radang dapat dihilangkan melalui pengirisan (prosedur yang disebut resection). Jaringan atau sampel, juga dapat diambil melalui pengirisan, dan diperiksa di bawah mikroskop untuk bukti abnormal sel. 

Tindakan darurat thorakotomy dapat dilakukan untuk menyelamatkan pasien yang sudah dekat kematian sebagai akibat cedera pada rongga dada. 

Thorakotomy dapat dilakukan dengan membuat ruang ke rongga dada untuk mengontrol cedera yang berhubungan dengan pendarahan dari hati, jantung compressions untuk mengembalikan irama jantung yang normal, atau untuk meringankan tekanan pada jantung yang disebabkan oleh penyakit jantung (akumulasi cairan di ruang antara hati lapiosan otot luar). (Anonimus, 2007).

Hewan-hewan yang mengalami trauma sehingga terjadinya gangguan pernapasan (contoh; dada yang terkena pukulan keras) atau hal itu adalah gangguan redpirasi akut (yaitu; ruftur bullae, ruftur pulmonary abscess) sering membutuhkan stabilisasi/ penanganan yang cepat, contohnya pada penanganan segmen tulang-tulang rusuk, thoracentesis dan penempatan pipa didada harus dengan cepat disediakan dan dokter klinik harus sudah terbiasa dengan teknik ini. 

Jika terjadinya tumor yang besar maka hewan diposisikan sternal recumbency, atau lateral recumbency dengan bagian yang terinfeksi dibawah asalkan oksigen (tabung oksigen) selalu dimanfaatkan. 

Adanya abnormalitas harus diperhatikan, kerana gangguan peredaran pernapasan disebabkan oleh penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan (yaitu; diffusi (penyebaran micrometastasis) yang kadang-kadang teridentifikasi. Jika memungkinkan, anemia harus diperbaiki sebelum Thoracotomy (Fossum, 2002). 

Thoracotomy
Thoracotomy adalah tindakan pembedahan untuk membuka rongga dada dengan cara melakukan incisi dibagian rongga dada. 

Biasanya dilakukan pada dinding dada dapat dilakukan diantara tulang rusuk (intercostal dan lateral) atau dengan cara membuka sternum. 

Organ yang palin sering dilakukan thorakotomy diataranya adalah jantung,paru-paru, dan kerongkongan atau bagian anterior tulang belakangyang dilakukan untuk menemukan tumor dalam tulang belakang.

Ada berbagai cara untuk melakukan thoracotomy. Cara yang paling umum  dilakukan pada thoracotomy antara lain dengan melalui : 

1.  Median sternotomy.

Median sternotomy merupakan pilihan untuk melakukan incisi pada operasi jantung terbuka.



Teknik Operasi Thoracotomy pada Hewan (Bedah Thoraks)
Sternotomy median pada hewan



2.  Posterolateral thoracotomy

Umum dilakukan untuk operasi pada paru-paru atau posterior mediastinum, termasuk kerongkongan.

Dapat dilakukan melalui incisi antara tulang-tulang iga ke-V.  Merupakan pilihan utama yang dilakukan dalam thorakotomy pada paru-paru.



Teknik Operasi Thoracotomy pada Hewan (Bedah Thoraks)
Incisi lateral pada thoracotomy

3.  Anterolateral thoracotomy

Dilakukan pada dinding dada anterior kiri.ntero Aterolateral thoracotomy adalah incisi yang dilakukan untuk membuka rongga dada, sehingga pelaksaannya harus hati-hati agar tidak melukai jantung yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi jantung. 

4.  Bilateral thoracotomy

Dikombinasikan dengan garis sternotomy dari hasil incisi yang dilakukan sebelumnya.

  
Teknik Operasi Thoracotomy pada Hewan (Bedah Thoraks)
Lateral thoracotomy dengan rib resection


Indikasi

Hewan-hewan pada dasarnya mengalami penyakit pernapasan atau trauma (yaitu; luka memar di paru-paru) yang dapat meningkatkan resiko untuk menyebabkan terjadinya infeksi paru-paru. 

Pasien seperti ini harus diawasi dengan hati-hati, dan antibiotik prophylactik (cefazolin) harus diberikan, atau antibiotik theurapeutik harus segera diberikan sebelum gejala infeksi timbul (leukocytosis atau demam atau kedua-duanya). 

Amikacin, ceftizoxime, enrofloxacin telah di anjurkan sebagai pilihan yang tepat untuk pengobatan dari suspek penyakit infeksi saluran pernapasan bagian bawah pada anjing. Sebelum di indentifikasi dari agen-agen lainnya dan sebelum adanya hasil dari uji kemungkinan dapt timbul penyakit ini di dapatkan

Pra Operasi

Operasi daerah thoracotomy perlu dilakukan dengan diagnosa yang tepat maupun dengan foto rontgen. 

Keberhasilan teknik operasi ini dipengaruhi antara lain persiapan sebelum menjalankan operasi, penanganan operasi yang sempurna serta perawatan pasca operasi.

Sebelum operasi dilakukan hewan terlebih dahulu diperiksa, yaitu pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah secara laboratorik umum yang dilakukan meliputi anamnesa, penghitungan frekwensi napas, frekwensi pulpus, temperatur, berat badan, pemeriksaan kulit dan rambut, susunan alat pencernaan, perkencingan, peredaran darah, susunan pernapasan dan susunan syaraf. Pemeriksaan darah secara laboratorik meliputi kadar PCV, Hb, RBC, WBC, diferensial leukosit, kadar TPP dan fibrinogen. 

Hewan sebelum dioperasi dipuasakan terlebih dahulu selama ± 12 jam. Kemudian hewan di Premidikasi menggunakan injeksi atropin sulfat secara subkutan. 10 menit kemudian injeksi ketamin dan xylazin secara intramuskular sebagai anestesi umumnya. 

Setelah pemberian anestesi, kemudian hewan direbahkan dengan posisi lateral recumbency kemudian bulu daerah thorac dicukur dan dibersihkan. Setelah bersih kemudian diolesi dengan yodium tincture.




Cooperator memantau frekwensi kerja jantung dan nafas. Stadium 3 plane 3 ditandai dengan respirasi abdominal dengan amplitude yang minimal, bola mata terletak di tengah, jaw tension menghilang dan reflek pedal hilang sama sekali yang berarti hewan tersebut telah teranestesi sempurna dan siap untuk dioperasi.

Sebelum operasi operator dan cooperator mencuci tangan dari ujung jari sampai ke siku dengan air sabun dan dibilas dengan air bersih. Tangan dikeringkan dengan handuk bersih kemudian didisinfeksi dengan alkohol 70%, kemudian operator dan cooperator menggunakan sarung tangan dan pakaian khusus. Keadaan aseptis tersebut dipertahankan hingga operasi selesai.

Teknik Operasi

Thoracotomy dapat dilakukan dengan mengincisi antara tulang rusuk atau pemisahan disternum. Sebelum thoracotomy yang dilakukan yang akan dioperasi harus dibersihkan dengan antiseptik. 

  1. Hewan yang telah teranestesi sempurna kemudian diletakkan di atas meja operasi dengan posisi lateral recumbency.
  2. Pilihlah bagian yang diincisi kira-kira daerah ditempat intercostae dan lakukan incise di kulit, jaringan subkutaneus dan otot cutaneous trunci. Incisi harus memanjang dari tempat di bawah tulang belakang (vertebral) tubuh untuk dekat di sternum. 
  3. Incisi  diperdalam menyambung ke otot latissimus dorsi dengan menggunakan gunting, kemudian palpasi ditulang rusuk pertama dengan menggunakan sebelah bagian tangan secara cranial (ke atas) di bawah otot latissimus dorsi. Perhatikan kembali dari tulang rusuk pertama untuk memeriksa tempat intercostae yang tepat. Tulang rusuk cranial pada incisi intercostae kebanyakan mudah ditarik masuk kembali dari pada tulang rusuk caudal, oleh karena itu kabanyakan memilih tempat caudal jika kita harus memilih antara dua batasan tempat intercontae. 
  4. Potong otot scalenus dan otot pectoral dengan gunting tegak lurus pada serabut-serabutnya, kemudian pisahkan serabut-serabut otot pada otot ventralis serratus pada waktu memilih tempat intercostae. Dekat dipersambungan costochondral, satu bagian mata gunting ke dorsal dipertenganhan intercostae lakukan incise pada ototnya. 
  5. Dengan cara yang sama lakukan incisi di otot bagian dalam intercostae. Beritahukan anestesiolog pada saat kira-kira masuk kedalam ruang thorac dan setelah itu identifikasikan paru-paru dan pleura, gunakan gunting pendek atau suatu mata pisau untuk menusuk pleura. Sediakanlah disini udara untuk masuk ke thorac, menyebabkan paru-paru kollaps menjauh dari dinding tubuh.
  6. Kemudian perluas incisi ke dorsal dan ventral untuk mencapai pembukaan yang diinginkan. Kenali dan hindari mengincisi pembuluh-pembuluh darah bagian dalam thorac yang terletak bagian dekat subpleural di sternum. berhenti melakukan terus laparotomi dan tempatkan bagian-bagian tadi di atas, terlindung dari pinggir dada yang diincisi. Gunakan suatu retraktor finochietta, untuk membentangkan tulang-tulang rusuk. Jika dilakukan pembukaan lebih lanjut maka diperlukan suatu tulang rusuk membatasi ke incisi dapat dilepaskan, bagaimanapun hal ini jarang diperlukan. Jika suatu pembuluh dada akan diletakkan, maka harus dilakukan sebelum meneliti thorac. Pembuluh tersebut tidak harus dikeluarkan dari tempat dilakukan incisi intercostae.
  7. Penutupan thoracotmy dengan menempatkan (4-8) jahitan dari satu lintas benang tebal yang dapat diserap atau benang yang tidak diserap(3-0 dan N0. 2, tergantung dari ukuran hewan) disekeliling tulang rusuk yang berdekatan pada tempat yang telah diincisi. Kurang lebih tulang rusuk dengan suatu klem handuk (towel clamp/ dook clamp) atau seperkiraan antar tulang rusuk atau dibantu oleg co-operator lakukan dua jahitan silang untuk menyatukan kembali tulang rusuk, kemudian lakukan jahitan-jahitan sisa. Ikatkan semua jahitan sebelaum melepaskan tulang rusuk atau towel clamp. Lakukan jahitan pada otot serratus ventralis, scalenus dan otot pectoralis menggunakan jahitan pola continous dengan menggunakan benang cat gut. Penyatuan tepi-tepi otot latisimus dorsi dilakukan dengan cara yang sama. Lepaskan sisa udara yang ada diruang thorac dilakukan dengan menempatkan pipa di dada atau ujung jarum catheter. Tutup jaringan subkutan dan kulit dengan benang nilon menggunakan pola jahitan simple interrupted.


Teknik Operasi Thoracotomy pada Hewan (Bedah Thoraks)
Tabel Lokasi intrathoracic relativ struktur pada intercoste thoracotomy


Perawatan pasca operasi

Hewan pasca operasi ditempatkan dalam kandang yang bersih dan kering.  Luka operasi diolesi antiseptik atau antibiotik topikal dan dikontrol kebersihannya, pantau terus keadaan hewan sampai luka pulih kembali 

Selama periode tersebut disarankan hewan diberikan antibiotik sistemik (injesksi), analgesik (antinyeri), obat-obat suportif (vitamin, mineral), dan makanan yang lunak dan mempunyai nilai gizi yang cukup. Jahitan luka dapat dibuka setelah bekas operasi kering dan benar-benar telah tertutup.

Referensi :

Fossum, T. W. (2002). Small Animal Surgery. Mosby inc, USA.

Kriyaki pavlidou. 2009. Analgesia for Small Animal Thoracis Surgery. Compediumvet.com

Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi (Sudisma, dkk. 2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar